GERAK LAWAN: KTT APEC Akan Membawa Indonesia ke Jurang Krisis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) yang berlangsung 1-8 September di Nusa Dua, Bali lebih banyak mengusung kepentingan negara industri maju. Tiga agenda yang diusung di antaranya pertumbuhan dunia, agenda konektivitas, dan agenda Bogor goals yang mendorong liberalisasi perdagangan. Agenda Bogor menjadi dasar bahwa investasi dan perdagangan merupakan hal penting untuk pertumbuhan ekonomi kawasan seluruh negara anggota APEC.
Keikutsertaan Indonesia dalam APEC hanya akan membawa Indonesia ke dalam jurang krisis yang semakin dalam. Hal ini dinyatakan koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme dan Imperialisme (Gerak Lawan) di dalam siaran pers hari Minggu (6/10) di Jakarta. Depresiasi mata uang di beberapa negara berkembang seperti Indonesia, India, Thailand, dan Filipina diakibatkan kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi nasional makin melambat.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2013 menunjukkan terjadinya penurunan nilai ekspor. Nilai ekspor bulan Juli 2013 sebesar 15,08 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 174 triliun) menjadi 13,16 miliar dolar Amerika Serikat (Rp 154 triliun) di Agustus 2013. Penurunan nilai ekspor sebesar 12,77%.
Klaim Pemerintah tentang surplus perdagangan tidak benar. Penurunan nilai impor bukan karena keberhasilan Pemerintah menekan impor migas. Tetapi akibatkan pelemahan nilai rupiah sehingga industri membatasi kegiatan impor non migas-nya. Penurunan nilai impor migas pada bulan Agustus 2013 hanya sebesar 472,2 juta dolar Amerika Serikat (Rp 5,4 triliun) atau 11,41% dibandingkan impor non migas yang mencapai 3.916,4 juta dolar Amerika Serikat (Rp 45 triliun) atau sebesar 24,49%.
Gerak Lawan berpendapat agenda APEC hanya akan membuka dan meliberalisasi pasar keuangan, investasi, dan perdagangan. Agenda ini hanya akan memperparah kondisi ekonomi Indonesia.
Gerak Lawan adalah koalisi masyarakat sipil lintas sektoral seperti petani, nelayan, jurnalis, anti globalisasi, dan anti utang.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...