Gereja di Inggris akan Disorot Lampu Merah, Solidaritas Penganiayaan Kristen

ESSEX, SATUHARAPAN.COM – Brentwood Cathedral atau Katedral Brentwood di Essex, Inggris Raya, akan diterangi cahaya berwarna kemerahan mulai November mendatang dalam rangka solidaritas terhadap penganiayaan orang Kristiani di Timur Tengah.

Pastor dari Katedral Brentwood, Martin Boland, di Catholic Herald pada hari Rabu (26/10), menjelaskan alasan untuk menerangi cahaya merah tersebut karena gereja tersebut memfokuskan pada penganiayaan orang Kristiani, terutama di Timur Tengah.

“Saat ini, orang Kristiani menderita permusuhan yang lebih besar di seluruh dunia dari kelompok agama lain. Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan 200 juta orang Kristiani, atau 10 persen dari orang-orang Kristiani di seluruh dunia, secara sosial kurang beruntung, dilecehkan, atau tertindas, karena keyakinan mereka. Ini sangat mengganggu. Lampu sorot berwarna merah adalah untuk mengingatkan akan peristiwa itu,” kata Boland.

Boland menambahkan katedral tersebut mengikuti langkah serupa dari dua katedral tersohor di Inggris Raya, Katedral Westminster dan Westminster Abbey.

"Jika hak untuk mengekspresikan keyakinan agama secara bebas diambil dari orang-orang, maka kemanusiaan dan martabat mereka akan juga akan terenggut,” Boland menambahkan.

Boland memperingatkan, umat Kristiani berisiko dilenyapkan sama sekali di wilayah-wilayah yang mengalami penyiksaan. “Ini adalah waktu bagi pemerintah dan badan-badan internasional untuk menyoroti pelanggaran HAM yang dihadapi oleh orang-orang Kristiani di Timur Tengah. Jika tidak, maka kekristenan akan dilenyapkan di wilayah itu dengan cara sistematis,” kata Boland.  

"Pada bulan November, siapa saja yang melewati Katedral Brentwood ini di malam hari tidak akan dapat menutup mata melihat cahaya berwarna kemerahan ini. Dan percaya atau tidak percaya, umat Kristiani atau non-Kristiani di seluruh dunia tidak dapat lagi menutup mata adanya penganiayaan terhadap orang Kristen di Timur Tengah,” kata Boland. (catholicherald.co.uk)

Editor : Sotyati