Gereja Gotik dan Misteri yang Tak Terungkap
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nama Gereja Gotik atau Gereja Tua Yogyakarta yang terkenal di dunia maya belakangan ini cukup menarik perhatian banyak netizen.
Bangunan bergaya arsitektur Eropa yang dulu menjadi tempat produksi batik tulis ini terletak di gang kecil Sayidan, Gondomanan, Yogyakarta.
Dari luar, bangunan berpagar tinggi ini tampak usang dan tak terawat. Dindingnya dijalari tanaman liar, catnya telah mengelupas, dan beberapa bagian tampak rusak.
FX Suratno, warga setempat yang ditemui satuharapan.com pada Minggu (28/12) siang mengatakan bangunan ini tidak pernah dibuka oleh pemiliknya sejak 10 tahun lalu.
“Ini sebetulnya bukan gereja. Ini hanya tempat tinggal dan pabrik batik,” kata Suratno.
Menurut Suratman, orang sering menyebut bangunan yang dibangun tahun 1980-an ini sebagai Gereja Gotik karena bangunannya mirip seperti Gereja Katedral dan terdapat patung Yesus besar berwarna hitam di atas gedung.
“Bangunan ini memiliki ruangan bawah tanah. Dulu bangunan ini seperti tempat untuk menyimpan harta-harta museum. Kini harta benda museum tersebut telah dipindahkan ke Museum Ulen Sentalu,” kata Suratno.
Pemilik gedung ini belakangan diketahui adalah pemilik Museum Ulen Sentalu yang terletak di Kaliurang, Yogyakarta.
“Yang punya ini orang Tionghoa beragama Kristen Protestan,” Suratno menambahkan.
Menurut warga setempat, kini bangunan tersebut telah menjadi cagar budaya.
Misteri yang Tak Terpecahkan
Suratno mengatakan bangunan Gereja Gotik ini menyimpan sejumlah misteri yang tak terpecahkan.
“Dulu pemiliknya dekat dengan Paku Alam Kedelapan,” kata Suratno. Namun, tak ada warga yang tahu apakah pembangunan gedung yang megah ini berhubungan Keraton Yogyakarta.
“Mengapa bangunan ini menghadap ke selatan dan patung Yesus yang juga menghadap ke selatan, apakah ada hubungannya dengan kisah Keraton dan Laut Selatan, tidak ada yang tahu,” kata Suratno.
“Dulu sewaktu belum ada bangunan kanan kiri, ini bangunan paling megah di sekitar sini. Dipandang dari mana-mana bangunan ini sangat kelihatan. Namun sekarang sudah tertutup bangunan sekitarnya,” Suratno menambahkan.
Kini, bangunan yang dibiarkan ‘diam’ dan menimbulkan pertanyaan oleh banyak pihak itu telah menjadi bagian dari saksi sejarah di Yogyakarta yang harus dilindungi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...