Gereja Koptik Mesir: Tetap Menentang Pendudukan Israel
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Kepala Gereja Koptik Mesir, Paus Tawadros II, mengunjungi Yerusalem tidak dengan visa Israel, tetapi melalui koordinasi dengan Otoritas Palestina, kata pejabat Gereja Koptik dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Minggu (29/11) menyusul kritik atas kunjungannya itu.
"Paus Tawadros tidak bertemu dengan para pejabat Palestina atau Israel selama kunjungannya ke Yerusalem," kata pernyataan Gereja Koptik, seperti dikutip situs berita Mesir, Al Ahram.
Paus melakukan perjalanan '' luar biasa '' ke Yerusalem pada hari Kamis (26/11) melalui Tel Aviv untuk berdoa pada pemakaman Uskup Agung Metropolitan untuk Yerusalem dan Timur Dekat, Abraham.
Ini adalah kunjungan pertama pemimpin Gereja Koptik ke tanah suci sejak tahun 1967, dan memicu kontroversi. Beberapa pihak menuduh kunjungan itu sebagai "normalisasi hubungan dengan Israel."
"Tidak ada gunanya berspekulasi dan mempromosikan ide normalisasi dengan Israel. Sikap Gereja sudah jelas. Kita tidak membawa agama ke dalam politik, atau politik ke dalam agama. Karena itu seluruh situasi tidak boleh diasumsikan politik," kata pernyataan itu dalam menanggapi kritik yang disampaikan melalui media.
Pemakaman Uskup Abraham
Gereja mengatakan bahwa jenazah Uskup Agung Abraham seharusnya dibawa di Mesir, sehingga Paus Tawadros bisa memimpin doa pemakaman, tapi keinginan Uskup Agung Abraham menyatakan bahwa dia ingin dikuburkan di Yerusalem.
Uskup Agung Abraham, dianggap sebagai sosok yang paling penting kedua setelah Paus Gereja Koptik dalam Sinode Kudus. Dia meninggal pada hari Rabu (25/11). Pada akhir hidupnya, dia memimpin Keuskupan Koptik kecil di Jersusalem.
"Jika bukan karena keinginan Uskup Agung Abraham, Paus Tawadros tidak akan melakukan perjalanan ke Yerusalem."
Menentang Pendudukan Israel
Gereja menambahkan bahwa dia tidak melakukan perjalanan ke Yerusalem melalui Yordania karena masalah prosedur keamanan, dan tidak memiliki pihak internal di sana.
Gereja mengatakan bahwa sikap Gereja tetap sama dan tidak akan pernah berubah, dan menegaskan bahwa tidak akan ada kunjungan ke Yerusalem kecuali dengan ‘’bergandengan tangan dengan Mesir. "
Paus Shenouda III (Paus pada tahun 1971 - 2012) pernah mengeluarkan larangan kepausan untuk berziarah ke Israel pada tahun 1979. Kebijakan itu tetap berlaku saat ini sebagai sikap yang jelas terhadap pendudukan Israel di Yerusalem.
Paus Shenouda III tetap kukuh dengan sikapnya anti-Zionis dan menentang normalisasi hubungan dengan Israel atas nama nasionalisme Arab.
Shenouda, yang meninggal pada tahun 2012, tidak pernah melakukan kunjungan ke Tanah Suci selama 41 tahun selama sebagai kepala Gereja Koptik.
Meskipun ada larangan perjalanan gereja, pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah peziarah dari Gereja Koptik ke Yerusalem selama minggu Paskah. Dan tidak ada pembatasan perjalanan dinas di sana bagi warga Mesir yang bepergian ke Israel.
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...