Gereja Korea Selatan Dibuka Kembali dengan Pembatasan
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Gereja-gereja besar di Korea Selatan dibuka kembali pada Minggu (26/4), namun mengharuskan umat untuk menjaga jarak dan memakai masker, setelah pemerintah melonggarkan pembatasan pada pertemuan keagamaan yang bertujuan memperlambat penyebaran virus corona.
Gereja Onnuri, salah satu gereja terbesar di Seoul, mengharuskan anggotanya untuk mendaftar melalui daring sebelum kebaktian dan duduk di kursi yang telah ditunjuk untuk menjaga jarak.
"Kami juga membatasi kehadiran hingga 700 orang di aula berkapasitas 3.000 orang," kata seorang pejabat gereja.
Minggu lalu, Korea Selatan memperpanjang kebijakan jarak sosialnya sampai 5 Mei tetapi menawarkan beberapa bantuan untuk fasilitas keagamaan dan olahraga yang sebelumnya tunduk pada aturan pembatasan yang ketat.
Sebuah gereja rahasia, Gereja Shincheonji Yesus, berada di episentrum wabah virus corona di Korea Selatan, dengan sekitar setengah dari 10.728 total infeksi negara itu terkait dengan para anggotanya.
Pasien pertama yang dikonfirmasi di gereja, merupakan pasien ke-31 Korea Selatan secara keseluruhan,keluar dari rumah sakit pada Jumat (24/4) setelah dirawat selama lebih dari dua bulan, kata rumah sakit di kota tenggara Daegu pada Minggu.
Korea Selatan berhasil menghentikan wabah besar pertama di luar China dengan melakukan tes secara besar-besaran dan pelacakan kontak yang agresif, tetapi ada serangkaian wabah kecil yang melibatkan gereja dan kelompok lainnya.
Anggota gereja menyatakan keyakinan terhadap kemampuan Korea Selatan dan gereja untuk mengatasi wabah virus corona.
"Saya tidak takut. Saya percaya bahwa gereja akan mematuhi prinsip-prinsip yang aman," kata Kang Hye-mi, seorang umat berusia 29 tahun di Katedral Katolik Myeongdong di Seoul.
Ketika pembatasan diberlakukan, gereja-gereja Korea Selatan beralih ke layanan berbasis daring atau drive-in di mana pengunjung gereja menghadiri dengan memarkir mobil mereka di taman bermain sekolah.
Yang Sun-Kyung, yang pergi ke gereja Onnuri untuk pertama kalinya dalam dua bulan, mengatakan bahwa ia dapat berkonsentrasi lebih baik ketika menghadiri gereja daripada selama ibadah daring yang kadang-kadang mengganggu.
"Saya berharap ini (gereja kami) dapat menjadi contoh teladan bagi orang lain," kata Han Jin-gun, seorang umat berusia 34 tahun di Onnuri.
Pada Minggu, otoritas kesehatan Korea Selatan menyatakan keprihatinan tentang kebangkitan virus, dengan lebih banyak orang keluar pada akhir pekan karena aturan jarak sosial mereda dan menjelang liburan yang akan dimulai pada Kamis.
"Ada kemungkinan infeksi yang lebih tinggi di tempat-tempat padat seperti gereja, klub dan bar, terutama diantara mereka yang berusia dua puluhan tahun yang merupakan bagian terbesar dari orang yang terinfeksi," kata direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong dalam pengarahan pers. (Reuters)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...