Gereja Kupang Terapkan Pembagian Kelompok Umat Hadiri Ibadah
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali melaksanakan ibadah ekaristi bersama di gereja, setelah kurang lebih tiga bulan pelaksanaan ibadah dilakukan di rumah masing-masing untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
"Benar, mulai hari ini pelaksanaan ibadah di gereja bagi umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang kembali dilaksanakan," kata pastor pembantu Gereja Paroki Santo Gregorius Agung Oeleta Rm Jefry Nome Pr kepada ANTARA di Kupang, Minggu (5/7).
Ia mengatakan pelaksanaan ibadah bersama itu digelar setelah adanya surat dari Uskup Kupang yang menyatakan bahwa seluruh gereja katolik di Kupang sudah bisa menerapkan ibadah bersama tertanggal 1 Juli.
Namun penerapan kembali ibadah bersama di gereja itu harus sesuai dengan protokol kesehatan mengingat bahwa hingga saat ini wabah COVID-19 masih menyerang.
Jefry mengatakan untuk wilayah Santo Gregorius Oeleta sendiri pelaksanaan ibadah bersama di gereja dilakukan dengan cara pembagian wilayah atau pembagian kelompok umat basis (KUB) untuk mencegah menumpuknya umat di gereja.
"Biasanya di sini hanya ibadah sekali saja pada hari Minggu, namun saat ini untuk hari Minggu ibadahnya dilakukan sebanyak tujuh kali, sementara pada hari Sabtu yang biasanya tak ada ibadah bersama kali ini mulai diterapkan dengan banyaknya ibadah bersama sebanyak tiga kali," ujar dia.
Ia menjelaskan setiap KUB hanya diberikan kesempatan ibadah selama satu jam dari sebelumnya satu jam lebih. Sementara tata cara ibadah seperti ada nyayian syukur semuanya ditiadakan.
"Ya ini sesuai dengan imbauan bapak Uskup juga. Kami di paroki lakukan ini untuk mencegah jangan sampai klaster baru muncul di paroki kita," ujar dia.
Pantauan Antara, puluhan umat yang mengikuti ibadah bersama diwajibkan menggunakan masker, kemudian juga ketika hendak masuk ke gereja, umat Katolik diwajibkan mencuci tangan.
Saat pelaksanaan ibadah, umat yang beribadah diimbau untuk duduk sesuai dengan tanda jarak yang ada, sehingga tidak berdempet-dempetan.
Maria, seorang umat Katolik yang ditemui usai beribadah bersama, mengatakan bahwa bersyukur karena pelaksanaan ibadah bersama sudah mulai digelar, walaupun tetap dengan menjaga jarak.
"Saya berharap agar wabah ini segera berakhir, agar aktivitas ibadah bisa kembali lagi. Karena terasa aneh sekali ibadah tanpa ada puji-pujian," tambah dia. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...