Gereja: Pembakaran Alkitab di Papua Bukan Hoax
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah laporan yang dibuat oleh Gereja Protestan Indonesia (GPI) di Papua menegaskan pembakaran Alkitab di Jayapura oleh oknum militer bukan hoax, membantah pernyataan sebaliknya yang sebelumnya disampaikan oleh otoritas Indonesia.
Mengutip laporan itu, Deutsche Welle menyebutkan bahwa kerusuhan yang melanda Jayapura akhir Mei silam dipastikan dipicu oleh aksi pembakaran Alkitab oleh oknum militer. TNI juga dikabarkan turut menembaki demonstran.
Laporan GPI di Papua menyebut seorang pendeta dan jemaat gereja lain mengambil gambar sisa Alkitab yang terbakar di sebuah markas militer di Jayapura dan membawa bagian yang terbakar sebagai barang bukti.
GPI memiliki 600.000 anggota, berdiri tahun 1850-an oleh para misionaris Jerman.
Kantor berita Associated Press (AP) juga mengangkat laporan serupa, yang banyak dikutip oleh media internasional.
Menurut informasi yang dihimpun AP, pendeta dan anggota jemaat itu serta para pejabat setempat berusaha untuk menenangkan massa yang berkumpul di luar markas TNI pada 25 Mei, setelah laporan pembakaran Alkitab menyebar lewat media sosial. Namun tidak berhasil.
Para pengunjuk rasa melempar batu, membakar ban dan memblokir jalan, menuntut oknum TNI yang membakar Alkitab tersebut diserahkan pada mereka untuk dihukum.
Saat itu, kepolisian mengatakan prajurit tersebut membakar sampah kertas. "Jadi begini, ada tumpukan kertas di bak sampah kemudian dibakar. Nah diisukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab kalau itu tumpukan bukunya Alkitab," kata Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar.
Laporan kantor berita AP menyebutkan kepolisian mengklaim menggunakan meriam air untuk membubarkan kerumunan massa. Namun gereja melaporkan dua kendaraan lapis baja diturunkan dan menembak ke arah massa. Akibatnya tiga demonstran mengalami luka tembakan.
Sementara itu, Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit, sebelumnya memastikan bahwa oknum prajurit yang membakar sampah saat membersihkan Mess Korem 172/PWY sehingga diduga ada Alkitab yang terbakar pada Kamis (25/5/2017) akan mendapat tindakan tegas.
“Masalah pembakaran itu (Alkitab) kan kita masih periksa. Saya minta waktu, semoga paling lambat minggu depan kita sudah bisa menyelesaikannya. Saya janji satu minggu tapi ternyata belum selesai,” kata Pangdam di Gedung Negara Provinsi Papua, Sabtu (3/6). dikutip dari Tabloid Jubi.
Pangdam tidak dengan tegas membantah atau membenarkan adanya pembakaran Alkitab. Namun ia meminta masyarakat menghormati asas praduga tak bersalah.
“Seperti yang sebelumnya saya sampaikan, sementara yang kita duga tidak disengaja. Tidak ada unsur kesengajaan sehingga Alkitab terbakar,” jelas Pangdam.
Saat ini proses penyelidikan masih berlangsung. Pangdam menyebutkan satu anggota TNI berpangkat bintara sudah ditahan dan beberapa saksi yang diperiksa, diantaranya beberapa mahasiswa dan pendeta.
Ia memastikan jika pun ada pembakaran, bukan kesengajaan.
"Saya potong langsung lehernya jika ia sengaja. Pangdam langsung yang potong, jangan orang lain jika betul terjadi kesengajaan," tegas Supit kepada wartawan saat mengunjungi kediaman Kasrem 172/PWY, Jumat (26/5).
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...