Gereja Sudan Selatan Butuh Pertolongan Kemanusiaan
JUBA, SATUHARAPAN.COM – South Sudan Council of Churches (SSCC) atau Dewan Gereja Sudan Selatan meminta dukungan masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan dalam skala besar karena saat ini tengah dilanda perang saudara.
“Negara kami dicengkeram oleh krisis kemanusiaan, dan kami kini berada dalam kondisi kelaparan,” demikian pernyataan yang dirilis oleh SSCC.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh ketua SSCC, Petrus Gai Lual Marrow, moderator dari Presbyterian Church of South Sudan, James Oyet Latansio.
“Ini merupakan daya tarik untuk doa, dukungan, kepemimpinan yang kuat dan bertanggung jawab dan bantuan kemanusiaan yang efektif. Unsur-unsur yang memberi kami kebangsaan yang diperlukan untuk menyelamatkan bangsa saat ini,” kata Latansio seperti diberitakan oikoumene.org, hari Kamis (2/3).
“Jutaan orang mengalami pengaruh dari perang, dan sebagian besar mengungsi dari rumah mereka dan banyak yang melarikan diri ke negara tetangga. Mereka menghadapi kesulitan di kamp pengungsi,” lanjut pernyataan tersebut.
Setelah memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011, Sudan Selatan adalah tanah harapan, tapi pada tahun 2014 pecah pertempuran di dalam negeri yang mengancam kesatuan negara termuda di dunia itu.
International Committee of the Red Cross atau Komite Internasional Palang Merah mengatakan pada 24 Februari bahwa konflik bersenjata memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka, meninggalkan segala harta benda.
Sebelumnya World Food Programme atau Program Pangan Dunia mengumumkan bahwa badan-badan PBB memperingatkan bahwa hampir lima juta orang membutuhkan makanan, pertanian dan bantuan nutrisi.
UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs atau badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan memperkirakan bahwa hampir dua juta orang pengungsi di Sudan Selatan.
"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional dan sahabat rakyat Sudan Selatan untuk segera memberikan bantuan dan skala besar,” lanjut pernyataan itu.
SSCC juga mneyerukan pihak yang saat ini tengah bertikai untuk mengambil jalan damai, sehingga memudahkan lembaga bantuan kemanusiaan intenrasional untuk masuk dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang tertimpa bencana.
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...