Gerilyawan Pro-Rusia Tangkap 4 Pegiat Aktivis Ukraina
SIMFEROPOL, SATUHARAPAN.COM – Seorang wartawan saksi mata dan seorang anggota keluarga mengatakan bahwa empat aktivis Ukraina hilang setelah mereka dibawa pergi oleh gerilyawan pro-Rusia dalam dua insiden terpisah di dan sekitar Crimea Minggu (9/3).
Oleksy Byk dari jurnal Internet Glavkom mengatakan kepada AFP, ia melihat sekitar 20 orang bersenjata mengepung dua wanita berlutut di tanah dengan tangan terikat di dekat Desa Armyansk di perbatasan tidak resmi antara Crimea dan sebagian Ukraina.
“Barang-barang mereka berserakan di jalan,” kata Byk, yang melihat stiker mendukung gerakan protes Maidan dan tato di salah satu perempuan untuk kehormatan membunuh para pengunjuk rasa di Kiev.
Para pengunjuk rasa Maidan yang menggulingkan mantan presiden Viktor Yanukovych kini berkampanye untuk persatuan Ukraina setelah pasukan Rusia dan orang-orang bersenjata pro-Kremlin menguasai Crimea.
Seorang juru bicara bagi gerakan pro-Uni Eropa Euromai dan di Kiev, Svyatoslav Yurosh, mengatakan bahwa sebenarnya tiga dan bukan dua wanita diculik.
Dia mengatakan ketiganya, aktivis Oleksandra Ryazhtseva, Kateryna Butko dan wartawan Olena Maksymenko, ingin bepergian bersama-sama.
“Kami sangat prihatin bahwa ini bisa sangat berbahaya bagi kehidupan mereka,” katanya, menyusul serangkaian insiden intimidasi terhadap jurnalis dan aktivis di wilayah tegang.
Yurosh mengatakan laporan-laporan terbaru yang dia peroleh bahwa perempuan itu ditahan di sebuah kamp di dekat pos pemeriksaan improvisasi di perbatasan tak resmi antara Krimea dan sebagian dari Ukraina.
Dalam insiden kedua dilaporkan, aktivis Sergiy Kovalskiy mengatakan kepada ayahnya Anatoliy Kovalskiy dan orang kedua, Andriy Shchenkun, dibawa pergi karena mereka mengambil persediaan untuk unjuk rasa pro-Kiev di kota utama semenanjung Simferopol.
Kovalskiy mengatakan bahwa orang-orang yang mengambil mereka “memakai pita hitam dan oranye. Mereka adalah pasukan pertahanan diri—sebuah kelompok informal militan pro-Kremlin yang sering menyertai pasukan Rusia yang dikerahkan di Crimea.
Dihubungi oleh AFP, pejabat kementerian dalam negeri Ukraina di Kiev mengatakan, mereka tidak bisa mengonfirmasi atau menyangkal dua insiden yang dilaporkan itu karena mereka secara de facto tidak lagi memegang kendali dari Crimea.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...