Giant Sea Wall Tidak Feasible karena Belum Ada Swasta yang Mau Kerjakan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wacana tentang mega proyek bendungan raksasa atau giant sea wall (GSW) menurut perhitungan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), tidak feasible, tidak layak. Maka, berdasarkan perkiraan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum mengatakan, proyek ini dilupakan saja.
Sebelumnya PU mengatakan bahwa GSW hitungannya tidak layak. “Oleh karena itu, masuk akal juga kalau investor tidak ada yang mau masuk. Kalau tidak ada investor susah juga, karena kita tidak mau keluarkan biaya untuk melakukan studi kelayakan. Termasuk deep tunnel, segala macam,” kata Basuki.
Akan tetapi, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dengan kesimpulan tersebut, proyek ini tidak bisa dikatakan dilupakan begitu saja. “Kajian dan analisisnya seperti apa dulu?” kata Basuki di Balai Kota usai memberikan pengarahan dalam rapat kordinasi bidang Ortala di Balai Kota, Rabu (4/12).
“Sekarang mau tahu feasible dan tidak feasible, ya kita serahkan kepada swasta. Kalau swasta tidak mau melakukan berarti tidak feasible. Sudah tahu tidak feasible kalau kita yang buat, hilang dong duit kita,” tambahnya.
Mengenai biayanya, Basuki mengatakan tidak tahu pasti, tapi beberapa waktu yang lalu sempat datang pihak dari perusahaan asing yang mengatakan kurang biaya untuk melakukan studi kelayakan dan mereka meminta bantuan dana dari Pemprov DKI, akan tetapi Basuki mengatakan tidak akan mengeluarkan uang pemerintah untuk studi kelayakan.
“Kita tidak masalah mereka dapat untung berapa, kita mau mereka langsung saja kerjakan dan kita kasih ijin. Yang penting kita (Jakarta) bebas banjir. Studi kelayakan itu masak mau pake duit pemerintah,” tandas Basuki.
Bagaimanapun Basuki membenarkan pernyataan Menteri PU bahwa kalau tidak ada pihak swasta yang mau melakukan FS, berarti memang mega proyek ini belum layak.
Dia melanjutkan, lebih baik mengerjakan 17 pulau dulu, seperti Pantai Indah Kapuk, Pantai Mutiara, Pluit, dan lainnya. Tanggul yang dibangun di depan untuk menahan rob (banjir karena laut pasang), tapi ada perumahan mewah di sana, oleh karena itu pihaknya akan merapihkan dan melindungi terlebih dahulu, supaya rob tidak bisa masuk.
Selain 17 pulau, pihaknya juga akan lebih memfokuskan penanganan banjir di daerah selatan, dari normalisasi sungai dan waduk.
Diungkapkan Basuki, GSW sebenarnya hanya menutup beberapa pulau di depan, misalnya Cilincing, di daerah perumahan warga sebenarnya untuk mengatasi banjir dengan membangun tanggul saja sudah cukup.
Dulu rencana GSW pada awalnya bermaksud mendapatkan sumber air yang banyak, ketika dulu teknologi river osmosis masih mahal. Dikatakan Basuki kalau sekarang river osmosis paling hanya Rp 10.000 – 17.000 per kubik. Di Pantai Indah Kapuk seharga Rp 14.000 – 12.000. Bagi warga miskin yang tidak punya jaringan 25 hingga 50 ribu per kubik, nanti akan disubsidi pemerintah.
Editor : Bayu Probo
Ratusan Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka dalam Pertempu...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia mela...