Ginseng Jawa Berkhasiat Menambah Kebugaran
SATUHARAPAN.COM – Ginseng identik dengan Korea. Menyebut nama ginseng, akan terlintas pada gambaran rendaman akar-akar ginseng, seperti terlihat di toko-toko obat tradisional.
Ternyata, Indonesia juga punya ginseng. Sebutannya ginseng jawa. Penyuka sayuran acap mendapati dedaunannya dijual di pasar swalayan, di rak-rak khusus sayuran dengan label “ginseng”.
Di pusat kuliner di mal, ginseng jawa dapat dijumpai di rak gerai makanan ala sup, sebagai pelengkap isi utama seperti aneka baso, udang, tahu, dan sebagainya. Selain sebagai sayuran pelengkap dalam sajian sup, sebagian masyarakat menggunakannya sebagai campuran sayur lodeh. Pengolahan gingseng jawa paling mudah cukup dilakukan dengan cara mengukus atau merebusnya.
Kedua tumbuhan itu, ginseng dan ginseng jawa, jenis yang berbeda. Ginseng korea, memiliki nama ilmiah Panax ginseng. Sementara itu, ginseng jawa memiliki nama ilmiah Talinum paniculatum, Gaertn. Para ahli biasa menyebutnya som Jawa. Bersama kolesom (Talinum triangulare, Wild), som jawa dan kolesom sama-sama dikenal sebagai ginseng jawa.
Masyarakat tradisional sudah lama mengenalnya sebagai ramuan obat, lazimnya dicampur dengan minuman anggur.
Akar tahunan som jawa disebutkan berkhasiat sebagai tonikum, digunakan pada kondisi badan lemah, berkhasiat mendinginkan, pusing, afrodisiak, batuk dengan dahak dan darah, radang paru, diare, banyak kencing, haid tidak teratur, keputihan, dan ASI sedikit. Daunnya berkhasiat untuk memperlancar ASI dan untuk mengobati bengkak (Wijayakusuma, 1993).
Som jawa dan ginseng korea mempunyai kesamaan secara morfologi. Demikian pula kandungan kimianya. Karena itu, ginseng jawa banyak dipakai sebagai pengganti ginseng korea. Selain karena harganya relatif lebih murah, ginseng jawa atau som jawa juga mudah diperoleh dan mudah dibudidayakan.
Yun Astuti Nugroho dan rekan-rekan, dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat-obat Tradisional, seperti dibaca di litbang.depkes.go.id, melakukan penelitian tentang “Khasiat dan Keamanan Som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn) dan Kolesom (Talinum triangulare wild)”.
Hasil penelitian yang diunggah di anekaplanta.wordpress.com pada tahun 2000 itu, menegaskan secara morfologi dan kandungan kimia, som jawa (Talinum paniculatum, Gaertn) dan kolesom (Talinum triangulare, Wild) sama dengan ginseng cina dan ginseng korea.
Para peneliti itu mendasari penelitian dengan melihat som jawa atau ginseng jawa dan kolesom sejak lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, biasanya diramu menjadi berbagai sediaan dan yang paling terkenal dalam bentuk sediaan anggur.
Para peneliti berkesimpulan som jawa dan kolesom aman berdasarkan uji toksisitas akut. Pemberian ekstrak som jawa dapat memperpanjang waktu mulai tidur dan menambah kebugaran. Pemberian ekstrak kolesom dapat menaikkan jumlah dan motilitas spermatozoa, menaikkan kadar testosteron dan menambah kualitas lapisan spermatogesis hewan percobaan tikus putih.
Morfologi Tumbuhan dan Penelitian Lanjut
Ginseng jawa atau som jawa adalah ternak tahunan yang tumbuh tegak sekitar 30-60 cm. Mengutip Wijayakusuma (1993), batang tumbuhan ini bercabang sejak di bagian bawah dan pangkalnya mengeras.
Daunnya terletak berhadapan, bertangkai pendek, bentuk bulat telur sungsang, bertepi rata, dengan ujung dan pangkal runcing. Ukurannya, panjang 3-10 cm, lebar 1,5-5 cm.
Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis, biasanya ditanam sebagai tanaman hias, dan kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Di Jawa, som jawa dijumpai tumbuh pada ketinggian 5-1.250 meter di atas permukaan air laut.
Tumbuhan yang masuk dalam keluarga Portulacaceae ini memiliki nama ilmiah Talinum paniculatum (Jacq) Gaertn. Van Steenis (2003) menyebutkan tumbuhan ini memiliki nama sinonim Talinum patens (L) Willd, Talinum carssifolium Wild, Portulaca patens L, Talinum reflexum Cav.
Som jawa atau ginseng jawa ini juga memiliki nama local gelang porslen.
Tetri Widiyani dalam penelitian “Efek Antifertilitas Ekstrak Akar Som Jawa (Talinum paniculatum, Gaertn.) pada Mencit (Mus musculus, L.) Jantan” yang dilakukan di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan dimuat di Buletin Penelitian Kesehatan Vol 34 No 3, 2006, membedah kandungan kimia som jawa.
Ia menyebutkan bagian dari tanaman som jawa yang dipercaya khasiatnya sebagai afrodisiak adalah bagian akarnya. Secara umum, kandungan kimia dari akar tanaman Talinum paniculatum, Gaertn. itu antara lain adalah saponin, flavonoid, dan tannin, seperti dikutip dari Syamsuhidayat dan Hutapea (1991).
Suatu penelitian melaporkan bahwa secara farmakologis akar tanaman ini juga mengandung senyawa-senyawa kimia yang bersifat androgenik. Salah satu senyawa androgenik yang berhasil diidentifikasi dari akar tanaman som jawa adalah stigmast 5-en-3-01 atau disebut juga senyawa Ij-sitosterol yang termasuk dalam golongan senyawa sterol tumbuhan (fitosterol).
Senyawa sterol merupakan turunan dari senyawa steroid.
Menurut beberapa penelitian, penggunaan steroid secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang kurang menguntungkan seperti risiko infertilitas, penyusutan testikuler, pembengkakan prostat, oligospennia, kelainan hepar, peningkatan kadar kolesterol bahkan mungkin akan menurunkan libido. Namun menurut beberapa penelitian, senyawa 13-sitosterol mempunyai efek antikanker.
Kandungan kimia dari tanaman som jawa yang lain seperti saponin, flavonoid, dan tanin juga mempunyai aktivitas biologis yang dapat mempengaruhi sistem tubuh. Saponin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, mengikat kolesterol dan bersifat antibiotik.
Flavonoid mempunyai fungsi sebagi antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antitutagenik, antivirus, antineoplastik, antitrombosis, antioksidan, dan aktivitas vasodilatasi. Taninmempunyai aktivitas biologis sebagai pengkhelat ion logam, agen penggumpal protein dan antioksidan.
Walaupun kandungan tanaman som jawa mempunyai berbagai aktivitas biologis, Tetri membatasi penelitiannya pada pengukuran pengaruh pemberian ekstrak akar som jawa terhadap spermatogenesis dengan kajian sitogenesis pada tubulus seminiferus testis mencit (Mus musculus, L.) dan kualitas spermatozoa mencit, yang mengacu pada gangguan pematangan spermatozoa dalam saluran epididimis, yang meliputi morfologi, kecepatan gerak, dan motilitas spermatozoa.
Hingga kini, masih banyak peneliti mengeksplorasi khasiat som jawa. Berbagai penelitian dapat dilihat di situs researchgate.net. Di antaranya “Efek Stimulan Susunan Saraf Pusat Infus Talinum paniculatum Gaertn. pada Mencit Putih” karya L Widowati, Pudjiastuti, Nuratmi; “Efek Anti Radang Infus Daun dan Akar Som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) pada Tikus Putih in Vivo” karya R Sumastuti; “Pengaruh Infus akar Talinum paniculatum Gaertn. terhadap Jumlah dan Motilitas Spermatozoa pada Mencit” karya Yun Roni, N Astuti.
Wahyuning Setyani, Hanny Setyowati, Dewi Ayuningtyas, dalam penelitian yang dimuat di Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, Mei 2016, mempublikasikan karya penelitian “Pemanfaatan Ekstrak Terstandardisasi Daun Som Jawa (Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn) dalam Sediaan Krim Antibakteri Staphylococcus aureus”.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...