Loading...
EKONOMI
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:26 WIB | Kamis, 13 Oktober 2016

Go Digital Kemenpar Panen Pujian

Ilustrasi Go Digital Pariwisata Indonesia dari Kemenpar. (Foto: tamasya.id)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pariwisata Arief Yahya, menyampaikan Go Digital dalam upaya mencapai target 20 juta wisatawan pada tahun 2019 melancarkan tiga strategi besar. Upaya ini pun mendapat apresiasi dari PBB.

Hal itu disampaikan Kemenpar, saat bertemu dengan Sekjen World Tourism Organization (UNWTO) atau Organisasi Pariwisata Dunia Taleb Rifai, bersama sembilan Board of Executive Director, yang berpengalaman dalam melancarkan strategi meraih wisatawan, demikian Asisten deputi (Asdep) Pengembangan Pemasaran Wilayah Eropa Timur Tengah, Afrika dan Amerika, Nia Niacaya kepada Antara London, Rabu (12/10).

Dalam pertemuan yang digelar di Markas Besar UNWTO, Menpar merinci ketiga strategi tersebut seperti Go Digital, Homestay dan Sustainable Tourism Observatory (STO) menuju Sustainable Tourism Certificatios (STC).

"Buka wawasan, benchmarking, terus diuji oleh ahlinya agar on track. Jika ingin menjadi pemain global, kelas internasional, membuat lompatan mendunia, pergunakan standar global," kata Arief Yahya.

Menurut Menteri Pariwisata, visi tanpa aksi itu hanya fantasi. Aksi tanpa visi itu hanya sensasi. Lembaga PBB di bidang pariwisata (UNWTO) punya segudang data, hasil riset, pengalaman dan contoh terobosan di banyak negara yang sudah sukses di pariwisata.

Dalam pembahasan masalah Go Digital, tidak terlalu banyak menghabiskan energi untuk diskusi. Secretary of the General Assembly and the Executive Council and Regional Director for Asia and the Pacific yang berasal dari Tiongkok, Xu Jing, Executive mengakui Menpar Arief Yahya yang mantan CEO Telkom, dan mempunyai latar belakang Teknologi Informasi (IT), dunianya sudah digital.

"Anda tahu lebih banyak dan detail. Go Digital tidak bisa ditolak," kata Xu Jing. Menurut Xu Jing, 68 persen traveller di Tiongkok menggunakan digital online dalam mencari destinasi liburan.

Dari sisi marketing, Kemenpar memanfaatkan nama besar seperti Trip Advisor, Google, Baidu, Ctrip, CCTV, Xinhua dan lainnya yang menguasai market potensial.

Sementara dari sisi penjualan, Arief Yahya mempresentasikan ITX (Indonesia Travel X-change), digital market place yang mempertemukan antara penawaran dan permintaan ke dalam satu platform.

Dari mencari, memesan, sampai membayar, tersedia dalam layanan ITX yang sejak diluncurkan di Rakornas Kemenpar Go Digital Be The Best 15-16 September 2016 lalu diluncurkan sudah mendapatkan 5000 industri seperti penerbangan, akomodasi maupun restoran, tempat hiburan dan lainnya.

Go Digital ini juga memfasilitasi industri pariwisata yang 90 persen masuk kategori Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Kemenpar atau Pemerintah, menyediakan platform atau plaza online-nya, industri yang mengisi etalasenya dengan berbagai produk dan paket wisatanya. Plaza itulah yang akan dipromosikan besar-besaran di semua target market dan originasi potensial.

ITX itu nantinya akan seperti TripAdvisor, Booking.Com, CTrip dan online service lainnya.

Di Indonesia terdapat 55 juta UMKM, dan uniknya tiga persen pengusaha yang besar menguasai 70 persen perekonomian negeri. "Adanya ITX diharapkan akan ada sharing economy," katanya.

Langkah pertama Go Digital diapresiasi oleh hampir semua petinggi UNWTO yang dipimpin Taleb Rifai bersama kesembilan Board of Director-nya. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home