Golkar Keluar dari KMP, Karakter Kekuasaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lukman Edy, menilai keluarnya Partai Golkar dari Koalisi Merah Putih (KMP) merupakan karakter kekuasaan.
“Saya dari awal yakin bahwa Partai Golkar tidak bisa lama jadi oposisi. Karena kita semua tahu karakter Golkar itu karakter kekuasaan, karakter punya keahlian mengelola kekuasaan, tidak punya keahlian oposisi,” kata Lukman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Rabu (18/5).
Lukman berpendapat karakter Partai Golkar dan karakter PDI Perjuangan sangat berbeda. PDI Perjuangan memiliki spirit oposisi tinggi mengingat pengalamannya bertahun-tahun menjadi oposisi pemerintah.
“Ketika sekarang PDI Perjuangan sebagai partai penguasa, terkadang tergoda juga menjadi partai oposisi. Itu terlihat juga di teman-teman PDI Perjuangan yang justru kritis terhadap pemerintah, sedangkan Partai Golkar memang karakternya seperti itu," katanya.
"Makanya dari awal Golkar mendeklarasikan diri menjadi oposisi bersama KMP, saya tidak percaya itu bertahan lama. Dan, ternyata terbukti,” dia menambahkan.
Saat disinggung apakah keluarnya Partai Golkar dari KMP berpengaruh terhadap adanya perombakan kabinet pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, Lukman hanya mengatakan tidak tahu soal reshufflle Kabinet Kerja, "Itu sepenuhnya kita serahkan kepada Presiden."
“Kita tidak tahu. Itu sepenuhnya (hak) presiden. Tapi saya melihat Pak Jokowi sedang bersiap-bersiap untuk progresif berpacu menyelesaikan semua agendanya. Itu bisa kita rasakan bagaimana keseriusan Pak Jokowi mengelola anggaran, fokusnya dalam berbagai sektor di infrastruktur misalnya. Saya melihat ada kondisi kabinet ini dipimpin Jokowi- JK memacu kecepatannya di tiga tahun terakhir,” kata dia.
“Target-target pembangunan infrastruktur target tahun 2020, dipercepat. Kemarin Bandara Cengkareng itu diminta dipercepat setahun. Di daerah juga kita lihat Pak Jokowi mendeklarasikan jalan tol Palembang-Lampung itu dipercepat. Banyak yang dilakukan seperti itu. Termasuk upaya Presiden road show ke luar negeri, mencari investasi baru. Itu sangat progresif saya lihat. Kemarin di Korea Selatan, Jokowi mengklaim berhasil mendapat 18 miliar USD, untuk infrastruktur. Saya kira itu percepatan-percepatan yang diinginkan Jokowi-JK,” dia menambahkan.
Maka dengan itu, kata Lukman dukungan Partai Golkar sebagai parpol besar itu penting bagi presiden, supaya dinamika parlemen tidak mengganggu apabila niat presiden ingin mempercepat semuanya," kata dia.
Sementara itu, terkait reshuffle, Lukman berpendapat hal itu bergantung pada presiden, apakah mau menambah kekuatan politik sebagai bagian dari upaya percepatan itu.
“Saya tidak membaca sampai ke sana, bergantung pada presiden apakah misalnya menambah kekuatan politik bagian dari upaya percepatan itu, implikasinya harus reshuffle kabinet. Itu diserahkan sepenuhnya kepada presiden,” kata dia.
Lukman pun enggan berandai-andai soal nasib PKB jika ada reshuffle dalam Kabinet Kerja Jokowi.
“Kami tidak berandai-andai. PKB komitmen di dalam pemerintahan,” kata dia.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...