Gomar Gultom: Pendidikan Multikultural Adalah Keharusan
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM – Pendeta Gomar menyampaikan kegelisahan atas perkembangan pendidikan di Indonesia yang terterpa arus pasar dan gelombang pengerasan identitas primordial, dengan demikian pendidikan mutlikultural adalah sebuah keharusan untuk menghadirkan pendidikan dalam rangka memanusiakan manusia tanpa batas tanpa sekat, demikian disampaikan dihadapan para peserta Seminar Agama-agama (SAA) ke XXX di Tangerang, Selasa (23/9).
Sebelumnya dalam pembukaan Seminar Pendeta Gomar Gultom, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan bahwa kasih dan anugerah Allah ternyata lebih luas dari pikiran dan hidup kita yang sempit, anugerah dan kebenaran Allah sangat luas, merangkumi semua, jangkauannya tanpa sekat dan batas.
"Dalam kerangka inilah saya mengajak peserta SAA ini, bersama-sama merayakan anugerah Allah bersama seluruh umat, tanpa sekat dan batas. Menata dunia ini menjadi rumah yang layak dan nyaman dihuni bersama, menjadi panggilan ekumenis kita," demikian kata Pendeta Gomar Gultom.
Membahas pendidikan multikultural dalam sesi "Agama-agama Menilai Pendidikan Multikultural", Pendeta Gomar mengatakan, "Saya tidak bisa membayangkan sebuah pendidikan yang tersekat dan karenanya saya mengalami kegalauan, ketika pendidikan terjadi proses mengagamakan kurilukum."
"Dalam lima tahun terakhir terjadi kecenderungan yang melenceng ketika pendidikan mengasumsikan agama menjadi solusi semua masalah," demikian Pendeta Gomar Gultom mengkritisi masalah kerusakan moral, kenakalan siswa yang terjadi dengan memberikan solusi dengan memperbanyak pelajaran agama.
Seminar dan lokakarya yang diselenggarakan oleh PGI mengambil tema "Memupuk Nilai Multikultural di Sekolah dan Keluarga, Prospek dan Tantangan Pendidikan Multikultural", diselenggarakan di Hotel Yasmin, Tangerang. Seminar ini akan berlangsung hingga 23-26 September ini dihadiri oleh puluhan utusan gereja dari seluruh Indonesia dan bertujuan memperoleh gambaran mengenai praktik pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai keagamaan di sekolah maupun di rumah.
Tujuan lain yang diharapkan dari seminar ini antara lain juga adanya pemetaan permasalahan pendidikan multikultural dan memberikan rekomendasi bagi gereja-gereja, bahkan sekolah dalam menjawab prospek dan tantangan pendidikan multikultural.
Seminar dan lokakarya pada hari ini ditutup dengan pemaparan hasil penelitian yang dilakukan oleh Biro Penelitian dan Komunikasi (Biro Litkom) PGI yang menyampaikan hasil penelitian Pendidikan Multikultural. Penelitian ini mengambil unit pengamatan yang merupakan institusi dasar sosialisasi individu dalam masyarakat, yakni keluarga dan sekolah.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...