Grand Prix Bahrain Terancam Batal
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Grand Prix Bahrain yang akan digelar 21 April 2013 mendatang terancam batal karena dinilai berpotensi memicu kerusuhan.
Sekelompok oposisi yang menamakan diri All Party Parliamentary Group for Democracy in Bahrain (APPG) menyampaikan surat kepada Presiden Formula 1, Bernie Ecclestone yang menuliskan “Kami ingin Grand Prix dibatalkan karena itu hanya akan menarik lebih banyak pandangan negatif dari masyarakat seperti tahun lalu.”
Menjelang Grand Prix, APPG juga mengirimkan surat yang ditanda tangani oleh 20 orang anggota ini kepada lembaga penyiaran, tim, pebalap dan sponsor. Di tahun 2011 pernah terjadi pembatalan Grand Prix Bahrain setelah terjadi protes kelompok pro demokrasi selama satu bulan dan menewaskan 35 orang. Para demonstran pada waktu itu meminta pemerintah yang monarki menyudahi kuasa mutlaknya dalam mengatur kebijakan dan jabatan-jabatan kunci pemerintahan Bahrain
Sebagai ketua APPG, Andy Slaughter menuliskan, “Sejak April 2012 banyak orang kehilangan nyawa termasuk juga anak-anak dan seluruh negeri dilanda ketakutan serta merasa terintimidasi”. “Grand Prix 2012 itu degelar dalam suasana darurat militer. Ada 300 demonstran ditangkap dan baru dikeluarkan beberapa bulan kemudian,” katanya melalui sebuah surat. Menurutnya, akan mengejutkan bila kejuaraan Formula 1 di Bahrain ini terus di laksanakan di tengah-tengah pelanggaran hak asasi manusia”
Sementara itu, Ecclestone dan badan FIA berusaha meyakinkan pihak kerajaan Bahrain mengenai keselamatan para personil F1.
Menanggapi hal ini beberapa tim memberikan komentarnya melalui juru bicara, Bob Fernley yang juga mewakili Force India mengatakan, "Petir tidak menyambar dua kali di tempat yang sama, saya tidak mengharapkan masa sekali terjadi masalah apapun". Pada 2012 lalu Force India ini pernah terlibat insiden pelemparan bom molotov oleh demonstran ke atap mobil yang sedang dikendarai mekanik tim itu.
Ferarri mengatakan bahwa mereka tidak melakukan pengamanan khusus dalam Grand Prix Bahrain. Mereka menyerahkan semuanya itu pada FIA. “Kami menunggu konfirmasi lebih lanjut dari FIA mengenai perlunya tindak pencegahan”, ungkap pihak Ferrari. Sampai saat ini pun FIA belum memberikan konfirmasi apapun.
"Kami tetap waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang masuk akal, tetapi kami juga mempersiapkan diri untuk lomba seperti yang biasanya dilakukan untuk mempersiapkan ajang balapan”, komentar dari otoritas Red Bull.
Sedangkan McLaren menyatakan, "Tim kami akan tinggal di hotel sedekat mungkin dengan sirkuit, dengan keamanan tambahan karena itu penting bagi kami."
"Kami berpegang prosedur keamanan yang diberlakukan di Bahrain dan tetap menggunakan akal sehat biasa," tambah Williams
Bagi Tim Mercedes, keselamatan karyawan adalah prioritas utama sehingga mereka akan mengikuti petunjuk dari Foreign and Commonwealth Office (FCO) tentang perjalanan ke wilayah tersebut. "Kami telah mengambil langkah-langkah yang sama dengan tahun lalu, dengan rincian spesifik yang dirahasiakan" tegas perwakilan Mercedes.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...