Greta Thunberg, Dinominasikan Raih Nobel Perdamaian
SATUHARAPAN.COM – Greta Thurnberg, remaja Swedia - yang di laman profil Twitter-nya mendeskripsikan diri sebagai “seorang aktivis iklim berusia 16 tahun dengan Asperger [sindrom]” - pertama kali melakukan pemogokan sekolah untuk perubahan iklim di depan parlemen Swedia pada Agustus tahun lalu.
Sejak itu, seperti diberitakan BBC, ia kehilangan banyak pelajaran pada hari Jumat demi menggelar aksi protes regulernya.
Ia terus mendapatkan perhatian internasional setelah berbicara di Pembicaraan Iklim PBB di Polandia pada bulan Desember 2018 dan di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos, Swiss, pada bulan Januari 2019.
“Tentang perubahan iklim, kita harus mengakui bahwa kita telah gagal ,” katanya kepada para pemimpin ekonomi global di Davos.
Aksinya itu menginspirasi pelajar di seluruh dunia. Setiap hari Jumat, ribuan anak sekolah melakukan aksi melawan perubahan iklim di lebih dari 100 negara di dunia.
Aksi mogok sekolah ini kemudian diberi nama gerakan Fridays For The Future dan dikenal dengan tagar #FridaysForFuture di media sosial.
Sejauh ini, pemogokan reguler terjadi di seluruh dunia, termasuk di negara-negara seperti Jerman, Belgia, Inggris, Prancis, Australia, dan Jepang.
Dinominasikan sebagai Kandidat Penerima Hadiah Nobel Perdamaian
BBC pada edisi 18 Maret lalu, memberitakan siswi Swedia yang telah menginspirasi gerakan internasional untuk melawan perubahan iklim itu, dinominasikan sebagai kandidat untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.
Jika menang, ia akan menjadi peraih Nobel Perdamaian termuda, mengungguli Malala Yousafzai yang berusia 17 tahun ketika menerima penghargaan itu.
Ia dicalonkan oleh tiga anggota parlemen Norwegia.
“Kami telah mengusulkan Greta Thunberg karena jika kami tidak melakukan apa pun untuk menghentikan perubahan iklim, itu akan menjadi penyebab perang, konflik, dan pengungsi,” kata anggota parlemen Sosialis Norwegia, Freddy Andre Ovstegard, kepada Kantor Berita AFP, yang dilansir BBC pada penggal pertengahan Maret lalu.
“Greta Thunberg meluncurkan gerakan massa yang saya lihat sebagai kontribusi besar bagi perdamaian,” ia menambahkan.
Merespons pencalonannya, Thunber mencuit bahwa ia “merasa terhormat” untuk dimasukkan dalam nominasi Nobel Perdamaian.
Lantas, bagaimana Hadiah Nobel Perdamaian dinominasikan dan dipilih?
Politisi nasional, pejabat internasional, akademisi, dan pemenang sebelumnya adalah di antara mereka yang dapat mencalonkan calon penerima.
Hadiah Nobel diumumkan pada bulan Oktober dan diberikan pada bulan Desember di ibu kota Norwegia, Oslo.
BBC mencatat ada 301 kandidat untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun ini, 223 di antaranya adalah individu dan 78 adalah organisasi, kata komite Nobel di situs webnya.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...