Greysia Berusaha Tetap Fokus, Lolos Perempat Final
KUCHING, SATUHARAPAN.COM – Salah satu pebulu tangkis andalan ganda putri Indonesia, Greysia Polii berusaha tetap fokus setelah satu rintangan dilalui dan berhasil melaju ke perempat final Yonex Sunrise Malaysia Masters 2015.
"Kami bersyukur atas hasil hari ini. Yang penting kami jalani aja dulu tahap demi tahap menuju target. Kami nggak mau lengah dan berusaha tetap fokus di setiap pertandingan. Yang pasti tetap semangat," kata Greysia seusai pertandingan, Kamis (15/1), di Stadion Perpaduan, Kuching, Malaysia..
Berhadapan dengan sesama pemain Indonesia, Jenna Gozali dan Komala Dewi, Greysia dan Nitya Krishinda Maheswari menang straight set dengan skor 21-13 dan 21-8.
Greysia dan Nitya memang seperti tidak menemukan kesulitan berarti di babak ini. Dari awal pertandingan, keduanya mampu menjaga jarak perolehan poin dengan lawan. Di set kedua Greysia dan Nitya jauh meninggalkan Jenna dan Komala dengan skor 11-2.
Di perempat final Jumat (16/1), Greysia dan Nitya akan berhadapan dengan pemain muda Korea, Chae Yoo Jung dan Kim Ji Won yang mengalahkan pasangan “senior” Indonesia Shendy Puspa Irawati dan Vita Marissa dua set langsung, 21-10, 21-12 dalam waktu 25 menit.
"Korea itu tipikal pemainnya nggak mau kalah, nggak mudah menyerah dan nggak takut sama lawan. Jadi kita nggak boleh lengah atau anggap enteng. Itu yang jadi pegangan kita," kata Greysia.
"Walaupun pasangan Korea nanti pemain muda, kita harus tetap waspada. Karena buktinya mereka bisa mengalahkan Vita dan Shendy juga. Siapapun lawannya, kalau sudah di turnamen internasional, berarti kemampuannya cenderung sama. Jadi kita harus lebih siap aja di lapangan," tambah Greysia lagi.
Menyusul Greysia/Nitya, ada dua pasang ganda putri Indonesia yang melaju ke perempat final, Pia Zebadiah Bernadet dan Rizki Amelia Pradipta, ditambah lagi Kehsya Nurvita Hanadia dan Devi Tika Permatasari. Kedua pasangan ini akan saling beradu memperebutkan tiket ke semifinal.
Sementara itu nasib sial dialami pebulu tangkis muda Hanna Ramadini yang harus tersingkir di babak dua atas pebulu tangkis Jepang, Nozomi Okuhara, 17-21, dan 14-21.
“Saya kurang sabar di lapangan, di saat saya ada kesempatan untuk mematikan lawan, saya malah nyangkut atau out," kata Hanna.
Adu sabar dalam menghadapi pemain Jepang yang pada umumnya lebih ulet, seharusnya menjadi kunci kemenangan Hanna. Namun ternyata hal tersebut tak mampu sepenuhnya dibaca oleh Hanna. Ia kalah dalam waktu 43 menit.
Ini dibenarkan oleh pelatihnya, Bambang Supriyanto. Menurut Bambang, Hanna kurang berani untuk menahan lajunya permainan di lapangan.
"Hanna tadi kurang berani untuk nahan permainan. Harusnya saat lawan Jepang, dia sudah tahu mereka lebih ulet. Harusnya Hanna lebih sabar, tapi karena terburu-buru dia jadi mati-mati sendiri," kata Bambang usai mendampingi pertandingan Hanna di lapangan tiga Stadium Perpaduan Kuching.
"Hanna dan Okuhara itu tipe permainannya hampir sama, malah sebenarnya Hanna lebih ada serangannya. Tapi Okuhara unggul di fisik dan bolanya yang rapi," ungkap Bambang.
Faktor fisik ini lah yang menjadi perhatian Bambang kepada anak binaannya nanti. Menurut Bambang, ia akan menambah porsi latihan fisik tunggal putri di Pelatnas Cipayung.
"Kalau fisiknya unggul, otomatis di lapangan mereka juga akan lebih percaya diri. Nah kalau sudah percaya diri, saya yakin mereka mampu bersaing di lapangan, bahkan dengan atlet yang kelasnya di atas mereka," kata Bambang lagi.
Sebelum Hanna, Millicent Wiranto yang juga bermain di babak dua, sudah lebih dulu mengalami kekalahan. Millicent menyerah atas lawannya, Sayaka Sato, pun asal Jepang dengan skor akhir 10-21 dan 19-21.
Pada nomor ganda campuran, Praveen Jordan dan Debby Susanto berhasil mengalahkan ganda Korea, Chan Jun Bong dan Kim Ji Won, 21-18 dan 21-19.
Meski terpaut angka yang tidak terlalu jauh, Jordan dan Debby mengatakan bahwa mereka tidak terlalu disulitkan oleh lawan. Namun justru hal non teknis di lapangan-lah yang kali ini mempengaruhi penampilan mereka.
"Menghadapi Korea tadi sebenarnya kami nggak ada kesulitan tertentu. Tapi lebih ke penguasaan lapangan aja. Kondisi cahaya dan lampu berbeda saat kami latihan awal," kata Jordan menanggapi pertandingan perdananya tersebut.
"Di awal-awal kami penyesuaian lampu sama angin. Karena cahaya yang terlalu terang, bola suka hilang di atas. Sama kalau angin, salah pergerakan sedikit bola bisa di luar jangkauan, kami langsung kehilangan poin," tambah Debby.
Jordan dan Debby menyelesaikan laga perdananya selama 40 menit. Selanjutnya di babak dua, mereka akan berhadapan dengan pasangan "campuran" Taiwan dan Australia, Li Ching Yao/Hsuan-Yu Wendy Chen.
"Tadi kami sempat melihat permainan mereka di lapangan. Mereka nggak bisa diremehkan. Pokoknya kami harus lebih konsentrasi lagi aja, supaya pas di lapangan bisa on," kata Debby lagi. (badmintonindonesia.org).
Editor : Eben Ezer Siadari
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...