Gubernur BI : Ekonomi Indonesia Hadapi Guncangan Ganda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bank Indonesia (BI) akan melakukan koordinasi yang baik dengan lembaga setingkat kementerian dan lembaga sebagai langkah mengantisipasi kondisi ekonomi dunia yang berfluktuasi dan sewaktu-waktu mengancam perekonomian dalam negeri.
“BI akan mengintensifkan komunikasi dengan berbagai pihak terkait, terutama kementerian dan lembaga guna melihat perspektif ekonomi indonesia tahun 2015,” kata Gubernur BI, Agus Dermawan Martowardojo pada Mandiri Investment Forum 2015 yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (27/1).
“Kami melihat dalam kerangka ekonomi global dan ekonomi domestik, bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi perekonomian yang stabil . Akan tetapi kami menyayangkan jatuhnya harga minyak dunia," kata mantan Menteri Keuangan tersebut.
Agus menyebut Indonesia menghadapi tantangan volatilitas nilai tukar mata uang domestik terhadap luar negeri. “Saat ini Indonesia menghadapin guncangan ganda jatuhnya harga minyak dan kami harus mengganti kerangka ekonomi moneter, dan kami harus mewaspadai apabila ekspor melemah karena kebijakan moneter Indonesia juga akan dirumuskan oleh Menteri Keuangan dalam RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara),” Agus menambahkan.
Agus menyebut Bank Indonesia (BI) meyakini optimalisasi sejumlah program reformasi struktural mampu mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini menuju batas atas sebesar 5,8 persen.
“Pertumbuhan ekonomi 2015 diasumsikan berkisar 5,4 hingga 5,8 persen dengan tingkat inflasi empat persen plus-minus satu persen," mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menambahkan.
Agus Marto berharap, tren perlambatan ekonomi dunia direspons pemerintah dengan fokus menyelesaikan berbagai tantangan di dalam negeri. Pasalnya, kata dia, perlambatan ekonomi domestik dipicu oleh melemahnya struktur industri nasional.
Dia menyebutkan, sejauh ini bank sentral juga terus mengupayakan mendorong laju pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter dan menjaga stabilitas inflasi. "Sekarang slowdown di emerging markets terkait erat dengan pelemahan ekonomi global," Agus mengakhiri penjelasannya.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...