Gubernur Minta Warga Tokyo Tinggal di Rumah Selama Libur Akhir Pekan
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Gubernur Tokyo pada hari Rabu (22/7) mendesak warga ibu kota Jepang untuk tinggal di rumah selama liburan empat hari akhir pekan mendatang, karena jumlah kasus virus corona lokal melonjak.
Kota ini berada pada tingkat kewaspadaan virus corona tertingginya, dengan peringatan para ahli bahwa infeksi tampaknya menyebar dengan cepat dan luas. "Infeksi ini menyebar tidak hanya di kalangan orang muda tetapi juga di kalangan orang setengah baya dan lebih tua," kata Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, dalam pertemuan dengan para pakar penyakit menular.
"Saya ingin meminta (penduduk Tokyo) untuk tidak pergi keluar sebanyak mungkin, terutama orang tua dan mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya," katanya menjelang liburan akhir pekan.
Tokyo mencapai rekor harian baru 293 kasus pekan lalu, dan angkanya telah bertahan di atas 200 dalam beberapa hari terakhir.
Koike mengatakan kota itu melihat infeksi di restoran dan teater, bukan hanya area kehidupan malam seperti pada pekan sebelumnya. Cluster juga telah dilaporkan di tempat kerja dan sekolah.
Tenaga Medis Kelelahan
Jepang mencatat lebih dari 26.300 kasus dan hampir 1.000 kematian sejak penyakit ini pertama kali terdeteksi di negara itu.
Angka itu rendah dibandingkan dengan negara-negara yang paling parah dilanda pandemi, tetapi para ahli Jepang mengatakan jumlah pasien dalam kondisi serius secara bertahap meningkat dan memperingatkan para pekerja medis telah kelelahan dengan meningkatnya beban kerja dan demoralisasi oleh upah rendah.
Jepang akan memulai liburan empat hari mulai Kamis (23/7), dengan hari Jumat adalah jadwal pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 yang sekarang ditunda dan akan dimulai pada 23 Juli 2021. Penyelenggara akan mengadakan perayaan kecil pada hari Kamis, tetapi tanpa penonton mengingat meningkatnya jumlah kasus.
Meningkatnya jumlah kasus harian di ibu kota juga telah mendorong pemerintah untuk mengecualikan penduduk Tokyo dari program nasional untuk mensubsidi pariwisata domestik.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengangkat keadaan darurat nasional pada akhir Mei dan tampaknya tidak berminat untuk memberlakukan kembali, dengan ekonomi menderita resesi pertama sejak 2015. Tetapi dia mengumumkan bahwa pembatasan acara besar akan diperpanjang hingga akhir Agustus dalam upaya untuk mengendalikan virus. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...