Gunakan Kacamata Saat Gerhana Matahari Total
JEMBER, SATUHARAPAN.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, mengimbau warga untuk menggunakan kacamata saat terjadi gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016.
"Masyarakat diimbau tidak melakukan kontak mata (menatap), secara langsung ke atas saat gerhana matahari, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada retina mata," kata Kepala Geofisika BMKG Karangkates Musripan saat dihubungi dari Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (7/3) , seperti dikutip dari Antara.
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN, Thomas Djamaluddin, seperti yang diberitakan bbc.com melihat gerhana matahari total dapat menimbulkan kebutaan merupakan mitos modern. Yang benar adalah, cahaya matahari sehari-hari dan ketika gerhana sama-sama berbahaya, untuk itu jangan melihat matahari secara langsung karena dapat membahayakan mata, yaitu retina bisa rusak. Jika menatap sinar matahari dengan jangka waktu yang lama, akan menimbulkan kerusakan pada retina yang disebut dengan solar retinopathy.
Untuk melihat gerhana matahari dengan aman, kata Thomas, perlu kacamata hitam atau rol film untuk foto, dan juga bekas foto rontgen bisa digunakan tetapi belum tentu aman untuk digunakan melihat gerhana matahari, karena tidak dilengkapi dengan pelindung dari sinar ultraviolet (UV). atau melihat melalui proyeksi, yakni dengan cara dua kertas HVS dilubangi salah satunya dengan jarum. Kemudian letakkan sejajar, satu menghadap matahari, akan melihat pantulan matahari di bagian kertas yang lainnya. atau juga bisa melihat melalui siaran langsung gerhana matahari total melalui situs internet, antara lain milik Observatorium Boscha Bandung.
Di wilayah Jawa Timur, kata dia, masyarakat hanya bisa melihat gerhana matahari sebagian, tidak sampai total karena gerhana matahari total ada di sekitar wilayah 0 derajat/equator atau 0-5 derajat lintang utara/lintang selatan, sedangkan di Pulau Jawa letaknya di wilayah 6-8 derajat lintang selatan.
GMT diperkirakan terjadi pada Rabu (9/3) pagi, dan akan melintasi 11 provinsi di Indonesia yakni Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
"Silakan masyarakat melihat fenomena alam gerhana matahari, namun harus diwaspadai dampak gerhana matahari total terhadap kesehatan mata, karena dapat merusak retina mata, kalau dilihat dengan mata telanjang atau menatap langsung," katanya.
Musripan mengatakan, saat GMT diperkirakan cuaca cerah berawan, dan warga di seluruh daerah di Jawa Timur bisa melihat gerhana matahari sebagian tersebut, asalkan tidak hujan.
"Masyarakat bisa melihatnya di depan rumah, untuk proses dari awal mulai gerhana sekitar pukul 06.21 WIB dan puncak gerhana (bulan mulai menutupi matahari) sekitar pukul 07.21 WIB," katanya menambahkan.
Meskipun Jatim tidak dilewati GMT, sejumlah pihak menggelar acara nonton bareng gerhana matahari, di antaranya di Anjungan Kenpark Pantai Kenjeran Surabaya, Taman Hutan Pakal Surabaya dan MenaraMasjid Agung Kepanjen Malang.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...