Gunung Kilauea di Hawaii Meletus
HONOLULU, SATUHARAPAN.COM-Gunung berapi Kilauea di Pulau Besar Hawaii meletus kembali pada hari Minggu (20/12) malam. Lava melesat ke udara, mendidihkan air danau dan mengirimkan gumpalan besar uap, gas, dan abu yang membumbung ke atmosfer.
Pada jam-jam pertama letusan, lahar bercampur dengan cepat dengan air di danau kawah puncak dan menghasilkan uap. Langit di atas letusan berubah warna menjadi oranye dan merah ketika orang-orang berbaris untuk menyaksikan kolom gas dan uap yang mengepul naik di atas gunung berapi di tengah malam.
Tom Birchard, seorang pakar senior di National Weather Service di Hawaii, mengatakan lava mengalir ke kawah dan bercampur dengan air menyebabkan letusan dahsyat selama sekitar satu jam. Saat lava berinteraksi dengan air, hal itu dapat menyebabkan reaksi ledakan.
Semua air menguap keluar dari danau dan awan uap terlontar sekitar 30.000 kaki (sembilan kilometer) ke atmosfer, kata Birchard.
Hal tersebut adalah yang pertama kali tercatat di kawah puncak gunung berapi Kilauea. Pada 2019, setelah sepekan bertanya-tanya tentang petak hijau misterius di dasar kawah gunung berapi, para peneliti mengkonfirmasi keberadaan air Danau itu yang terus mengisi sejak itu.
Gempa Berkekuatan 4,4
Letusan dimulai Minggu malam di dalam kaldera gunung berapi tersebut, kata Survei Geologi AS. Karena lokasi letusan lahar tersebut, tidak ada rumah yang dievakuasi dan hanya ada sedikit resiko bagi masyarakat. Kawah, bernama Halemaumau, terletak di dalam Taman Nasional Gunung Api Hawaii dan lokasi danau lava lama yang telah ada selama bertahun-tahun sebelum letusan tahun 2018 menyebabkannya mengering.
Letusan berlanjut sepanjang hari Senin (21/12) dan para ilmuwan mengatakan sulit untuk mengetahui berapa lama itu akan berlangsung. Dengan air yang menghilang, danau lava terbentuk di kawah sepanjang hari.
Nasihat yang dikeluarkan oleh Layanan Cuaca Nasional di Honolulu, memperingatkan abu yang jatuh dari gunung berapi. Paparan abu yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi mata dan pernapasan, katanya. Badan tersebut kemudian mengatakan letusan mereda dan "awan uap tingkat rendah" masih tersisa di daerah tersebut.
Gempa bumi berkekuatan 4,4 juga terjadi sekitar satu jam setelah gunung berapi mulai meletus. USGS mengatakan menerima lebih dari 500 laporan tentang orang-orang yang merasakan gempa tersebut, tetapi tidak terjadi kerusakan signifikan pada bangunan atau struktur lain.
Kilauea terakhir meletus pada 2018, menghancurkan lebih dari 700 rumah dan memuntahkan cukup banyak lahar yang volumenya setara untuk mengisi 320.000 kolam renang ukuran Olimpiade. Sebuah area yang berukuran lebih dari setengah kota Manhattan terkubur dalam lava yang sekarang mengeras hingga 80 kaki (24 meter). Lava mengalir selama empat bulan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...