Gunung Semeru Meletus, Menimbun Rumah, dan Warga Mengungsi
LUMAJANG, SATUHARAPAN.COM-Kondisi cuaca yang membaik pada hari Senin (5/12) memungkinkan tim penyelamat melanjutkan upaya evakuasi dan pencarian korban setelah gunung berapi Semeru, tertinggi di pulau Jawa itu meletus, dipicu oleh hujan monsun.
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang di Provinsi Jawa Timur memuntahkan abu tebal lebih dari 1.500 meter (hampir 5.000 kaki) ke langit pada hari Minggu (4/12). Desa-desa dan kota-kota terdekat diselimuti abu yang jatuh, menghalangi sinar matahari, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.
Ratusan penyelamat dikerahkan pada Senin (5/12di desa Sumberwuluh dan Supiturang yang paling terpukul, di mana rumah dan masjid terkubur di atap mereka oleh berton-ton puing vulkanik.
Hujan deras telah mengikis dan akhirnya meruntuhkan kubah lava di atas gunung berapi setinggi 3.676 meter (12.060 kaki), menyebabkan longsoran gas dan lava menuruni lerengnya menuju sungai terdekat. Gas yang membakar mengalir menuruni sisi gunung, menghanguskan seluruh desa dan menghancurkan jembatan yang baru saja dibangun kembali setelah letusan dahsyat tahun lalu.
Letusan besar terakhir Semeru terjadi pada Desember 2021, ketika meletus dengan dahsyat yang menewaskan 51 orang di desa-desa yang terkubur lapisan lumpur. Beberapa ratus lainnya menderita luka bakar serius dan letusan memaksa evakuasi lebih dari 10.000 orang. Pemerintah memindahkan sekitar 2.970 rumah keluar dari zona bahaya, termasuk dari Desa Sumberwuluh.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengatakan penduduk desa yang masih dihantui oleh letusan tahun lalu melarikan diri ketika mereka mendengar gunung mulai bergemuruh pada Minggu pagi, sehingga “korban dapat dihindari.”
“Mereka mendapat pelajaran penting bagaimana menghindari bahaya erupsi,” katanya saat meninjau jembatan yang rusak di Dusun Kajar Kuning.
Dia mengatakan hampir 2.000 orang melarikan diri ke tempat penampungan darurat di beberapa sekolah, tetapi banyak yang dikembalikan ke rumah mereka Senin untuk menggembalakan ternak dan melindungi harta benda mereka.
Peningkatan aktivitas gunung berapi pada hari Minggu sore mendorong pihak berwenang untuk memperluas zona bahaya menjadi delapan kilometer (5 mil) dari kawah, dan para ilmuwan menaikkan tingkat siaga gunung berapi ke level tertinggi, kata Hendra Gunawan, yang mengepalai Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Masyarakat diimbau menjauhi sektor tenggara sepanjang Sungai Besuk Kobokan yang merupakan jalur aliran lahar.
Semeru, juga dikenal sebagai Mahameru, telah meletus berkali-kali dalam 200 tahun terakhir. Namun, seperti banyak dari 129 gunung berapi aktif di Indonesia, puluhan ribu orang terus hidup di lerengnya yang subur. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...