Gurami Coklat, Si Pemalu yang Cinta Damai
SATUHARAPAN.COM – Ikan gurami Sphaerichchys osphromenoides ini berwarna coklat cerah, sehingga dinamai Gurami Coklat. Penampilannya mirip ikan gurami, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil, yaitu hanya sekitar enam centimeter. Dan penampilannyan yang menarik membuat ikan ini dipelihara sebagai ikan hias.
Secara alami ikan ini tersebar di semenanjung Malaya dan Sumatera. Penampilannya diperindah dengan adanya lima jalur penegak berwarna kuning. Pada ikan betina jalur warna mendatar dari garis tegak pertama sampai keempat. Sebuah jari-jari sirip perut memanjang, sedangkan sirip dubur dan punggungnya berduri. Bagian tepi sirip dubur berwarna coklat gelap. Sirip ekor tidak berlekuk, hampir bundar. Sayangnya teknik pembiakan yang tepat untuk ikan ini belum ditemukan, dan pemeliharaan masih berasal dari tangkapan di alam.
Ikan gurami ini biasa ditemui di perairan rawa, dan merupakan ikan yang cinta damai, dan agak pemalu. Ikan ini sangat rawan terhadap perubahan mutu air dan penyakit yang disebabkan parasit Ichthyopthirius.
Jika dipelihara di akuarium, untuk menyembunyikan rasa pemalunya ini sebaiknya dikurangi tempat persembunyiannya. Misalnya dengan memberi tanaman yang berdaun halus, ranting dan ditanam di belakang akuarium.
Untuk mengatasi kerawanan mutu air, sebaiknya akuarium ditambah tanah gambut di bagian dasar akuarium, sehingga keasaman air bisa dipertahankan. Ikan ini mudah mati pada air yang kurang asam (pH harus kurang dari 5). Bila airnya mengandung terlalu banyak mineral yang terlarut, ikan ini sangat terganggu.
Serangan parasit Ichthyopthirius biasanya mudah menyerang ikan ini bila suhu air terlalu rendah. Penampakan luar serangan ini adalah berupa bercak putih pada tubuh ikan. salah satu cara mengatasinya adalah menaikkan suhu air hingga sekitar 30 derajat skala celcius. Bisa menggunakan alat termostat atau dipanaskan dengan matahari selama tiga atau empat hari.
Pemanasan suhu ini dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan parasit sampai pada bagian daur hidup yang rawan terhadap bahan kimia. dengan begitu, waktu pemanasan juga dapat ditambah bahan kimia berupa metil biru tiga persen dengan dosis tiga mililiter setiap lima liter air. Bahan ini bisa mengurangi populasi parasit. (Puslitbang Biologi-LIPI)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...