Guru Honerer K2 Kecewa Tak Bisa Bertemu Presiden Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ribuan guru tenaga honorer kategori dua (K2) berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, hari Kamis (11/2). Aksi yang telah dilangsungkan sejak kemarin, Rabu (10/2) itu, bertujuan untuk menuntut hak diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Perwakilan dari mereka pun diterima langsung oleh pihak Istana yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, di kantornya.
Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia, Titi Purwaningsih, mengungkapkan kekecewaannya setelah bertemu dengan Mensesneg. Menurutnya, aspirasi para guru honorer untuk bertemu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, tidak terakomodasi.
“Kami minta bertemu Presiden, kami hanya ingin diangkat jadi PNS. Pertemuan kali ini dengan Mensesneg tidak ada hasil apa-apa. Tadi Mensesneg hanya bilang akan diusahakan (pertemuan dengan Presiden),” kata Titi usai pertemuan di kantor Mensesneg, Jakarta Pusat, hari Kamis (11/2).
Dia menuturkan, dalam pertemuan itu, Mensesneg hanya berjanji akan menyampaikan aspirasi mereka kepada Presiden Jokowi. Namun belum ada solusi terkait waktu pengangkatan mereka menjadi PNS.
“Tadi dia (Mensesneg) hanya bilang akan menyampaikan kepada Presiden Jokowi, tapi tidak ada janji kapan kepastiannya. Ini hanya mengulur waktu saja,” ujar dia.
Dia mengaku guru honorer yang turun aksi hari ini sebanyak 5.000 orang. Ia berharap Presiden memenuhi tuntutan mereka.
“Makanya kami berharap hati nurani Presiden untuk mengangkat kami jadi PNS. Ketika hari ini belum ada kejelasan, tidak ditanggapi, kami tetap akan demo lagi besok. Kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi dari ini nanti,” kata dia.
Sedangkan mengenai rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengangkat mereka menjadi guru PNS asal mau ditempatkan di daerah terpencil, menurut Titi itu hanya wacana. Dia menyatakan pihaknya siap ditempatkan di mana saja.
“Kami tidak ada masalah, tapi kan tidak ada kejelasannya. Mereka cuma bilang-bilang saja. Sampai sekarang tidak ada kejelasan bagi honorer yang dijanjikan akan diangkat jadi PNS,” kata dia.
Titi sendiri mengaku sudah menjadi guru tenaga honorer di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia menjadi tenaga honorer selama 12 tahun sampai sekarang.
Editor : Bayu Probo
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...