Guru Kreatif Ajar Murid Gunakan Medsos
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Guru asal Lumajang, Jawa Timur, Ribut Santoso menjadi salah satu sosok inspiratif karena memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai jembatan interaksi mengajar dengan para muridnya.
Selain berprofesi sebagai guru yang kerap memberikan materi dan tanya-jawab melalui media sosial TikTok maupun Instagram, Ribut ternyata seorang koreografer dan pemilik sanggar tari.
"Saya senang dekat dengan anak-anak, suka mencerdaskan anak, dan dekat dengan anak-anak membuat saya terlihat awet muda” ujar Ribut dalam siaran resmi Sasa Inti pada Kamis (17/11).
Metode pembelajaran yang digunakan Ribut yaitu dengan memberikan soal-soal yang harus dikerjakan murid-muridnya sebelum istirahat atau pulang sekolah.
Ribut telah menyiapkan hadiah dari kantongnya sendiri untuk siswa/siswi yang menjawab pertanyaannya dengan benar. Menurut dia, hadiah-hadiah itu merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa kompetitif sekaligus memacu motivasi belajar para muridnya.
Kreativitas Ribut berbuah apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim yang menyebut cara mengajar guru tersebut berhasil menarik minat para siswa.
"Pak Ribut itu bagus, metodenya bagus. Dia juga sangat dekat dengan muridnya, dan memang gayanya seperti itu tidak dibuat-buat, jadi disenangi siswanya.” ujar Agus.
Sejalan dengan itu, perusahaan bumbu masakan PT Sasa Inti melalui program "SASA Crazy Kind" memberikan apresiasi kepada Ribut dengan memberikan paket "Box of Kindness" Platinum Care+, yaitu produk yang sudah difortifikasi vitamin, mineral dan omega tiga dan dilengkapi kebaikan nutrisi yang mendukung kelengkapan gizi keluarga Indonesia serta memperbaiki life quality index di Indonesia.
Sasa juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memilih sosok Crazy Kind Inspirational Figure dengan memberikan voting pada laman sasacrazykind.com.
Adapun empat misi yang bisa menjadi pertimbangan untuk memilih sosok Crazy Kind Inspirational Figure antara lain; menyediakan makanan sehat untuk melawan gizi buruk, membantu anak-anak tetap sekolah. Kemudian juga membantu meningkatkan kesejahteraan guru dan menyediakan kualitas pangan yang layak untuk lingkungan kumuh.
“Jangan lelah menjadi orang baik untuk orang-orang di sekitar kita," tutup Ribut.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...