Gus Dur Pengagum Penyair Buta, al Maarri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, sangat menyukai karya sastra. Pengetahuannya tentang sastra itu diperolehnya ketika dia berada di Baghdad Irak.
Mantan orang nomer satu ini menyukai penyair Arab al Ma'arri. Salah seorang kerabat Gus Dur, Zastrouw, menuturkan Gus Dur sangat mengagumi karya al Ma'arri. Karena al Ma'arri sebagai penyair buta mampu berbahasa dengan rasa. Zastrouw menyampaikan ini ketika diwawancara satuharapan.com usai bedah buku Gus Dur: Guru dan Masa Depan Papua di Perpustakaan MPR RI Jakarta pada Jumat (28/2).
Abu al Ala Ahmad ibn Abdallah al Ma'arri atau yang lebih dikenal secara singkat dengan al Ma'arri adalah seorang penyair abad ke-10 kelahiran Maarra, selatan Aleppo, Suriah. Al Ma'arri dalam buku tulisan Abdurrahman Badawi Min tarich el ilhad fi al-Islam, Al Mou'assassa al Arabiya li al Dirassat wa al Nasher (bukunya telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan Sejarah Ateisme dalam Islam) disebut sebagai penyair yang mengejek dogma agama samawi. Philip Khuri Hitti dalam Islam, A Way of Life (Islam, Jalan Hidup) juga menyebutnya sebagai seorang pemikir bebas yang pesimis.
Al Ma'arri diperkirakan membuat syair pada usia 11 atau 12 tahun. Dia seorang rasionalis dan vegetarian. Syair yang ditulisnya itu banyak dikutip kalangan ateis Arab modern.
Mengenai kekaguman Gus Dur kepada al Ma'arri ditanyakan satuharapan.com, Apa ini tidak mengundang kecaman kelompok fundamentalis karena pemikiran Al Ma'arri melenceng?
Ya tidak apa-apa. Fundamentalis kan menganggap dirinya saja yang tidak melenceng. kata Ketua Lesbumi PB NU (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) ini.
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...