Gus Mus Mendorong Lembaga Pendidikan Tak Tergantung Pemerintah
KUDUS, SATUHARAPAN.COM - Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri (Gus Mus) berupaya mendorong lembaga pendidikan untuk tidak bergantung pada pemerintah.
Menurutnya kemandirian dinilai justru akan membawa pelaku pendidikan pada kreativitas, kemajuan dan kunci kesuksesan negara-negara Barat tak lain adalah kemandirian.
“Amerika dan Eropa itu pada mandiri, mereka tidak mengandalkan pemerintah. Makanya bisa maju,” kata Gus Mus saat pertemuan di Gedung Haji Kudus, Jawa Tengah, Rabu (5/11).
Ia menerangkan bahwa kemandirian menjadi hal yang pertama kali diperlukan jika ingin tetap bertahan. Termasuk urusannya dalam dunia pendidikan. Ketika sebuah lembaga pendidikan tak mampu mandiri dan percaya diri, maka ia akan kalah dengan lembaga pendidikan di sekitarnya.
Contoh nyata dari kemandirian yang berbuah manis adalah pondok pesantren dan madrasah-madrasah swasta yang dirintis oleh para kiai. Kecuali mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa uluran tangan pemerintah, mereka juga tetap mengedepankan nilai ketakwaan.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibien Rembang ini menilai bahwa Kabupaten Kudus merupakan daerah yang paling mandiri di Nusantara. Pendapat ini dilatarbelakangi banyaknya lembaga pendidikan swasta yang tegak berdiri sejak puluhan tahun lalu.
“Kudus itu hebat. Saya melihat, inilah daerah paling mandiri di Indonesia. Makanya, Kudus tak bisa diapa-apakan lagi. Lihat saja, banyak lembaga pendidikan swasta yang sangat mandiri dan karenanya tetap dapat selalu eksis, tak kalah dengan lembaga-lembaga pendidikan negeri,” kata dia.
Dikatakan dia Lembaga pendidikan swasta yang dimaksud yakni madrasah-madrasah berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah, baik yang berada di naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kudus maupun yang di luarnya.
Di antaranya, madrasah NU Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS), madrasah Qudsiyyah, madrasah NU Banat, madrasah NU Mu’allimat, dan yang lain. Lembaga tersebut banyak didatangi pelajar bahkan dari daerah luar Kudus.
“Lembaga-lembaga ini didirikan atas landasan takwa, oleh para kiai. Bukan didirikan atas landasan APBN, dibiayai negara. Mereka ini mandiri, tidak bergantung pada pemerintah. Kemandirian mengantar mereka untuk kreatif dan aktif, makanya tetap eksis. Banyak juga lembaga-lembaga kita yang tidak mandiri dan akhirnya statis,” katanya.( nu.or.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Ratusan Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka dalam Pertempu...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia mela...