Hadi Matar Bersalah Atas Percobaan Pembunuhan Novelis Salman Rushdie

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Hadi Matar dinyatakan bersalah pada hari Jumat (21/2) atas percobaan pembunuhan terhadap novelis Salman Rushdie dalam serangan penusukan di atas panggung di sebuah lembaga seni New York pada tahun 2022.
Matar, 27 tahun, terlihat dalam video yang bergegas ke panggung Lembaga Chautauqua saat Rushdie diperkenalkan kepada hadirin untuk berbicara tentang menjaga penulis agar aman dari bahaya, beberapa di antaranya diperlihatkan kepada juri selama persidangan selama tiga pekan.
Rushdie, 77 tahun, ditikam dengan pisau beberapa kali di kepala, leher, badan, dan tangan kiri, yang menyebabkan mata kanannya buta dan merusak hati serta ususnya, sehingga memerlukan operasi darurat dan pemulihan selama berbulan-bulan.
Penulis tersebut merupakan salah satu orang pertama yang bersaksi di Pengadilan Daerah Chautauqua di Mayville, New York, dengan tenang menjelaskan kepada juri bagaimana ia yakin ia akan mati dan memperlihatkan matanya yang buta dengan melepaskan kacamata yang telah disesuaikan dengan lensa kanan yang dihitamkan.
Matar dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan tingkat dua dan penyerangan tingkat dua karena menusuk Henry Reese, salah seorang pendiri City of Asylum di Pittsburgh, sebuah kelompok nirlaba yang membantu para penulis yang diasingkan, yang sedang melakukan pembicaraan dengan Rushdie pagi itu.
Rushdie, seorang ateis yang lahir dalam keluarga Muslim Kashmir di India, telah menghadapi ancaman pembunuhan sejak novelnya "The Satanic Verses" (Ayat-ayat Setan) terbit pada tahun 1988, yang oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang saat itu menjadi pemimpin tertinggi Iran, dikecam sebagai penistaan ââagama.
Setelah penyerangan dengan pisau tersebut, Matar mengatakan kepada media New York Post bahwa ia telah melakukan perjalanan dari rumahnya di New Jersey setelah melihat acara Rushdie yang diiklankan karena ia tidak menyukai novelis tersebut, dengan mengatakan bahwa Rushdie telah menyerang Islam.
Matar, yang memiliki dua kewarganegaraan, AS dan Lebanon, mengatakan dalam wawancara bahwa ia terkejut Rushdie selamat, demikian dilaporkan Post.
Matar tidak bersaksi di persidangannya. Pengacara pembelanya memberi tahu juri bahwa jaksa penuntut tidak membuktikan tanpa keraguan yang wajar niat kriminal yang diperlukan untuk menjatuhkan hukuman percobaan pembunuhan.
Matar juga menghadapi dakwaan federal yang diajukan oleh jaksa penuntut di kantor kejaksaan AS di New York bagian barat, menuduhnya berupaya membunuh Rushdie sebagai tindakan terorisme dan memberikan dukungan material kepada kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon, yang telah ditetapkan AS sebagai organisasi teroris.
Matar akan menghadapi dakwaan tersebut di persidangan terpisah di Buffalo. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti

Tentara Ukraina Menolak Desakan Perdamaian Trump-Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan perdamaian pekan ini antara Rusia dan Amerika Serikat yang bertuju...