Haiti: Tiga Misionaris Yang Disandera Dibebaskan
PORT-AU-PRINCE, SATUHARAPAN.COM-Sebuah kelompok agama yang berbasis di Ohio mengumumkan pada hari Senin (6/12) bahwa geng kejahatan di Haiti telah membebaskan tiga sandera lagi, sementara 12 lainnya masih disandera.
Pernyataan dari Christian Aid Ministries mengatakan bahwa orang-orang itu dibebaskan pada hari Minggu di Haiti dan "aman dan tampaknya dalam keadaan yang baik." Kata kelompok tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pada 21 November, organisasi keagamaan itu mengumumkan bahwa geng yang dijuluki “400 Mawozo” telah membebaskan dua sandera pertama dari sekelompok 17 orang yang diculik pada pertengahan Oktober. Ada 12 orang dewasa dan lima anak-anak dalam kelompok yang terdiri dari 16 warga negara AS dan satu orang Kanada, termasuk seorang anak berusia delapan bulan.
Pemimpin geng “400 Mawozo” mengancam akan membunuh para sandera jika tuntutannya tidak dipenuhi. Pihak berwenang mengatakan geng itu meminta satu juta dolar AS per orang, meskipun tidak segera jelas apakah termasuk anak-anak dalam kelompok itu.
“Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa tiga sandera lagi dibebaskan tadi malam,” kata pernyataan dari Christian Aid Ministries, sebuah organisasi misi Anabaptis yang berbasis di Berlin, Ohio. “Seperti rilis sebelumnya, kami tidak dapat memberikan nama orang yang dibebaskan, keadaan rilis, atau detail lainnya.”
Kelompok itu mengulangi permintaannya kepada para pendukungnya untuk menjadikan hari Senin hingga Rabu sebagai hari-hari doa dan puasa “untuk bersyafaat bagi mereka yang masih ditahan serta mereka yang telah dibebaskan.”
Pembebasan itu dilakukan di tengah lonjakan penculikan yang sedang berlangsung di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dan di tempat lain di Haiti, yang sedang berjuang untuk pulih dari pembunuhan presiden 7 Juli, gempa berkekuatan 7,2 yang melanda wilayah itu pada pertengahan Agustus dan kekurangan bahan bakar yang parah.
Pada hari Minggu, seorang pemimpin geng yang dikenal sebagai "Ti Lapli" memposting video YouTube yang memperingatkan orang-orang untuk tidak menyeberang dalam beberapa hari mendatang melalui komunitas Martissant, yang telah menjadi tempat bentrokan kekerasan antara geng yang bertikai.
“Ketidakamanan telah meningkat,” kata pemimpin geng itu. “Saya mengajak masyarakat Martissant untuk menimbun makanan dan bensin. Beberapa hari ke depan akan sulit... Kami tidak akan tinggal dengan tangan bersilang di hadapan mereka yang mencoba menghancurkan kami.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...