Hakim Vonis Bebas Mandor Renovasi Gedung Kejagung
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis bebas Uti Abdul Munir, terdakwa kasus kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung RI, yang merupakan mandor proyek renovasi Gedung Kejagung, salah satu pertimbangan hakim karena terdakwa tidak berada di lokasi saat kejadian.
Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Suharno yang juga hakim anggota memimpin jalannya sidang putusan kebakaran Gedung Kejaksaan Agung RI, Senin (26/7), menyebutkan pertimbangan majelis hakim terdakwa Uti Abdul Munir tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang mengakibatkan terbakarnya gedung Kejagung.
"Perkara nomor 52 yang amarnya pada pokoknya hakim menyatakan terdakwa Uti Abdul Munir tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh penuntut umum dalam dakwaan tunggal, kedua membebaskan terdakwa dari dakwaan penuntut umum tersebut," kata Suharno membacakan amar putusan majelis hakim, saat dihubungi usai persidangan.
Dalam putusan tersebut, kata Suharno, majelis hakim juga meminta agar hak-hak terdakwa dipulihkan dan dikembalikan harkat martabatnya.
"Ketiga memulihkan hak-hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya dan seterusnya," ujar Suharno.
Uti merupkan satu dari enam terdakwa kasus kebakaran Gedung Utama Kejaksaan Agung RI. Lima terdakwa lainnya, yakni Imam Sudrajat adalah pekerja yang bertugas memasang wallpaper, Sahrul Karim, Karta, Tarno, dan Halim sebagai pekerja bangunan, masing-masing divonis satu tahun penjara.
Suharno menjelaskan, pertimbangan hakim memvonis bebas Uti Abdu Munir yang merupakan mandor para pekerja bangunan di Gedung Kejagung RI tersebut, adalah karena sudah memberikan peringatan kepada para pekerja untuk berhati-hati dalam bekerja.
"Karena pada intinya dia (Uti Abdul Munir, Red) ini sudah memberikan peringatan, memberitahukan untuk berhati-hati dalam pekerjaannya dan kemudian dia tidak ada di tempat itu. Untuk selengkapnya baca di putusannya saja," kata Suharno.
Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diketuai oleh Hakim Elfian didampingi dua hakim anggota, yakni Suharno dan Siti Hamida, memvonis lima dari enam terdakwa kasus kebakaran Gedung Kejagung dengan pidana penjara selama satu tahun.
Kelima terdakwa, yakni Imam Sudrajat adalah pekerja yang bertugas memasang wallpaper, Sahrul Karim, Karta, Tarno, dan Halim sebagai pekerja bangunan.
Hakim menyatakan kelimanya terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, karena kealpaannya turut serta menyebabkan kebakaran yang menyebabkan bahaya untuk bagi barang dan nyawa orang lain.
Pidana tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 188 tentang KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP dan UU No. 8 Tahun 1981, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang bersangkutan.
Setelah vonis dibacakan, hakim memerintahkan para terdakwa untuk ditahan.
Kebakaran hebat melanda Gedung Utama Kejagung RI pada 22 Oktober 2020. Enam lantai bangunan gedung tersebut terbakar habis hingga mengalami kerusakan parah.
Setelah kebakaran, gedung tersebut akhirnya dibongkar dan kini dalam proyek pembangunan ulang.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...