Harga Beras Impor Naik, Warga Malayasia Panik Membeli Beras Lokal
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Malaysia telah meyakinkan warga negaranya bahwa tersedia cukup beras dan mendesak masyarakat untuk tidak menimbun beras produksi lokal setelah aksi panik pembelian baru-baru ini menyebabkan kosongnya rak-rak di supermarket dan toko kelontong di seluruh negeri.
Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan, Mohamad Sabu, mengatakan pada hari Senin (2/10) bahwa pemerintah akan meningkatkan distribusi ke daerah pedesaan untuk mengatasi masalah pasokan yang dipicu oleh kenaikan harga beras impor.
Malaysia dan banyak negara lainnya sedang bergulat dengan kenaikan harga beras dan rendahnya pasokan setelah pembatasan penjualan beras oleh India mengurangi pasokan global hingga seperlima.
Mohamad mengatakan beras yang diproduksi secara lokal dibatasi pada harga 2,60 ringgit (US$0,55) per kilogram (2,2 pon), yang termurah di wilayah tersebut. Jadi ketika importir tunggal Padiberas Nasional Berhad menaikkan harga beras putih impor sebesar 36% pada tanggal 1 September, hal ini mendorong banyak masyarakat Malaysia untuk beralih dari beras impor ke beras lokal yang lebih murah.
Ia mengatakan tingginya harga beras impor tidak bisa dihindari setelah India dan 18 negara lainnya membatasi ekspor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Malaysia mengimpor sekitar sepertiga pasokan berasnya.
“Sebenarnya kita tidak kekurangan beras di negara ini. Hanya saja harga beras impor naik tajam,” katanya seraya menambahkan bahwa pemerintah sedang mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
“Saya ingin mengingatkan kembali masyarakat untuk tetap tenang dan membeli apa yang dibutuhkan saja. Jangan panik membeli.”
Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan pada Senin malam bahwa perlu waktu untuk menyelesaikan masalah ini. Dia seperti dikutip oleh kantor berita nasional Bernama mengatakan pemerintah akan memberikan subsidi sebesar 400 juta ringgit (US$85 juta) untuk fasilitas pemerintah seperti kamp tentara dan polisi serta sekolah untuk menggunakan beras impor sehingga akan ada lebih banyak beras lokal yang dipasarkan.
Ancaman pada Penimbun
Dia memperingatkan siapa pun yang kedapatan menimbun beras akan ditangkap. “Siapa pun yang berani melakukan tindakan pengecut ini untuk memanfaatkan kesengsaraan rakyat akan menghadapi hukuman hukum yang paling berat,” katanya.
Mohamad mengatakan pemerintah akan meningkatkan distribusi beras lokal ke pedesaan. Dia mengatakan pihaknya juga akan mensubsidi harga beras impor untuk dua negara bagian termiskin di pulau Kalimantan untuk memastikan pasokan yang memadai. Mulai hari Selasa, katanya, pihak berwenang akan meningkatkan pengawasan terhadap pedagang grosir dan toko beras untuk memastikan tidak ada penimbunan beras lokal.
Dia mengatakan sampel juga akan diambil untuk memastikan bahwa penjual tidak mengemas ulang beras lokal sebagai beras impor atau mencampurkan beras untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, dan memperingatkan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap siapa pun yang kedapatan melakukan hal tersebut.
Mohamad menyampaikan komentar tersebut pada konferensi pers menjelang pertemuan para menteri pertanian dan kehutanan Asia Tenggara yang dimulai pada hari Rabu (4/10). Ia mengatakan krisis beras dan ketahanan pangan akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Para menteri dari blok beranggotakan 10 negara, yang dikenal sebagai Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), juga akan bertemu dengan rekan-rekan mereka dari China, Jepang, dan Korea Selatan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...