Harga Minyak Brent Jatuh ke Terendah 14 Bulan
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak Brent menukik ke terendah 14-bulan pada Senin (18/8), didorong oleh kekhawatiran atas permintaan minyak mentah global yang lemah, persediaan melimpah dan berkurangnya kekhawatiran tentang konflik di Ukraina dan Irak, kata para dealer.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober merosot ke serendah 101,16 dolar AS per barel, mencapai tingkat yang terakhir terlihat pada 26 Juni 2013, kemudian berdiri di 101,23 dolar AS, turun 2,30 dolar AS dari tingkat penutupan Jumat (15/8).
Juga pada Senin, patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September jatuh 1,39 dolar AS menjadi 95,96 dolar AS per barel.
"Minyak mentah sedang mengalami hari lain dari kerugian besar setelah jeda sedikit dari penurunan baru-baru ini pada Jumat," ujar analis CMC Markets, Jasper Lawler.
"Karena ketegangan geopolitik gagal untuk memiliki dampak material pada produksi, harga minyak sekarang jatuh hingga ke lantai karena pemulihan global yang rapuh tidak menyediakan cukup permintaan untuk meningkatkan pasokan."
Pasar minyak telah melonjak pada Jumat setelah Kiev mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menghancurkan bagian dari konvoi militer Rusia yang masuk ke wilayahnya.
"Ini menjadi jelas pada Jumat betapa gugupnya pasar bereaksi terhadap risiko geopolitik: laporan-laporan dugaan penghancuran konvoy angkatan bersenjata Rusia oleh tentara Ukraina di wilayah Ukraina mendorong Brent naik satu dolar AS," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
"Selama akhir pekan, laporan tersebut ternyata keliru, dan Brent telah mencurahkan sebagian besar keuntungan pada awal pekan ini, saat ini diperdagangkan di bawah 103 dolar AS per barel."
Berita penembakan telah mengirim pasar saham jatuh dan mendorong naik harga minyak pada Jumat, karena investor khawatir konflik langsung bisa pecah antara Ukraina dan Rusia, produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Tetapi ekuitas Eropa berbalik tajam pada Senin karena para pedagang bernapas lega atas meredanya ketegangan di Ukraina timur dan kemenangan oleh pasukan yang didukung Barat di Irak.
Rusia mengatakan pada Senin bahwa "kemajuan tertentu" dibuat pada pembicaraan krisis Ukraina di Berlin antara menteri luar negeri kedua negara dan rekan-rekan mereka dari Jerman dan Prancis.
Investor takut konflik militer besar-besaran antara kedua bertetangga itu akan mengganggu ekspor energi Rusia ke Eropa, terutama karena Ukraina adalah saluran utama untuk gas Rusia.
Di tempat lain, pedagang mengamati berkurangnya kekhawatiran pasar atas kerusuhan yang sedang berlangsung di produsen minyak mentah penting OPEC, Irak.
Pejabat Kurdi mengatakan para pejuang mereka, yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur AS, telah merebut kembali bendungan terbesar di negara itu dari kelompok militan ISIS, didukung meningkatnya langkah Amerika Serikat dan Inggris dalam keterlibatan militer mereka.
Dam terbesar Mosul direbut kembali dari para militan Negara Islam (ISIS) yang telah melancarkan serangan besar di bagian utara Irak pada awal Juni, menyapu pasukan keamanan Irak ke samping.
Militan IS, yang telah menyatakan sebagai "khalifah" menguasai wilayah luas Irak dan Suriah, juga di bawah serangan udara di kubu mereka di Raga, Suriah pada Minggu, kata satu kelompok pemantau. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...