Harga Minyak Dunia Jatuh Kembali Setelah Menguat
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak dunia merosot kembali pada hari Senin (25/1) atau Selasa WIB, menyerahkan sekitar setengah dari keuntungan mereka di dua sesi sebelumnya, dengan sedikit perubahan dalam situasi kelebihan pasokan untuk mempertahankan penguatan.
Di perdagangan New York, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret merosot 1,85 dolar AS (sekitar Rp 25.630) menjadi berakhir di 30,34 dolar AS (sekitar Rp 420.478) per barel.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, menetap pada 30,50 dolar AS (sekitar Rp 422.087) per barel, turun 1,68 dolar AS (sekiar Rp 23.242) dari penutupan hari Jumat.
Para analis menjelaskan lonjakan 15 persen harga minyak mentah pada hari Kamis dan Jumat lalu, karena kombinasi langkah spekulatif dan ekspektasi bahwa badai salju yang melanda Pantai Timur AS akan mendorong tajam permintaan untuk minyak pemanas.
Gene McGillian dari Tradition Energy mengatakan lonjakan harga pekan lalu "sebagian besar penyesuaian posisi setelah jatuh ke posisi terendah 12-tahun."
Tetapi tekanan kembali pada hari Senin, kata dia, akibat kekhawatiran lebih besar tentang pelambatan permintaan dan laporan Tiongkok bahwa Arab Saudi berencana untuk mendorong pekerjaan pembangunan energi tanpa mengurangi produksi.
"Pertanyaannya adalah, apakah kita akan bergerak terus lebih rendah dan menguji kembali terendah kami, dan sekarang, itu tidak tampak seperti ada sesuatu untuk menghentikan ini."
Sementara itu James Williams dari WTRG Economics mengatakan bahwa sementara cuaca memberikan lonjakan singkat terhadap harga bahan bakar minyak di Amerika Serikat, ia tidak melihat ini akan berkelanjutan, sebagian karena suhu pasca badai diperkirakan akan menjadi sangat sejuk.
"Itu tidak begitu jauh lebih dingin dan, itu tidak berdampak pada minyak pemanas."
Dia mengatakan, ia memperkirakan minyak mentah akan tenggelam kembali ke 30 dolar AS (sekitar Rp 415.048) per barel atau "bahkan lebih rendah".
Pada hari Senin, ketua OPEC mengulangi kembali bahwa dia ingin para produsen minyak di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan global.
"Sangat penting pasar membahas masalah kelebihan persediaan," Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah el-Badri mengatakan dalam sebuah konferensi di London.
"Ini harus dilihat sebagai sesuatu yang diatasi secaea bersama-sama OPEC dan non-OPEC." (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...