Harga Minyak Dunia Turun karena Aksi Ambil Untung
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi, 18/12, WIB), karena aksi ambil untung menjelang laporan mingguan persediaan minyak AS dan kesimpulan dari pertemuan kebijakan Federal Reserve yang banyak diantisipasi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 26 sen AS menjadi ditutup pada 97,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 97 sen menjadi 108,44 dolar AS per barel di perdagangan London.
Menuju ke Selasa, harga minyak AS berada di akhir yang lebih tinggi dari kisaran mereka sejak akhir Oktober sekitar 92-98 dolar AS. Harga minyak naik pada Senin (16/12) setelah pengunjuk rasa Libya menolak untuk menghentikan blokade pada terminal-terminal ekspor utama yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
"Ada sedikit aksi ambil untung dari kemarin," kata John Kilduff, mitra pendiri hedge fund Again Capital.
Kilduff mengatakan harga minyak AS diuntungkan dari dimulainya rute baru minggu ini untuk mengapalkan minyak dari Houston, Texas, ke Houma, Louisiana, yang diharapkan membantu meringankan kelebihan pasokan di Pantai Teluk Texas.
Minyak Brent, pada gilirannya, telah melemah oleh tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan antara para demonstran Libya dan pemerintah pusat, kata Kilduff.
Sebuah catatan dari Eurasia Group mengatakan kedua belah pihak di Libya "membuat kemajuan ke arah mencapai kesepakatan." Eurasia memprediksi kembalinya ekspor minyak dari timur Libya pada kuartal pertama 2014.
Sengketa ini menyangkut upaya untuk memperoleh otonomi pendapatan minyak dan politik untuk Cyrenaica, bagian timur Libya yang kaya minyak.
Pasar minyak juga bersiap-siap untuk kesimpulan Rabu dari pertemuan kebijakan moneter Fed, yang akan mempertimbangkan apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menarik kembali program pembelian obligasinya yang besar.
Pedagang juga menunggu rilis laporan persediaan mingguan minyak AS pada Rabu. Para analis rata-rata memperkirakan persediaan minyak mentah mengalami penurunan sebesar 2,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 13 Desember, menurut survei oleh Dow Jones Newswires. (AFP/Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...