Harga Minyak Dunia Turun Setelah Fed Pertahankan Suku Bunga
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak dunia merosot pada hari Kamis (17/9) atau Jumat pagi Waktu Indonesia bagian Barat, karena para pedagang mempertimbangkan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat atau US Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan nol, mengutip kekhawatiran tentang pertumbuhan global.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 25 sen menjadi ditutup pada 46,90 dolar AS (sekitar Rp 677.685) per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November, kehilangan 67 sen menjadi menetap di 49,08 dolar AS (sekitar Rp 709.184) per barel di perdagangan London.
The Fed, setelah pertemuan kebijakan dua hari, mempertahankan suku bunga acuan federal fund tidak berubah pada nol-0,25 persen, memilih menentang kenaikan suku bunga pertamanya dalam sembilan tahun. Sementara Fed menyatakan keyakinannya dalam pemulihan AS, pihaknya mengutip kekhawatiran tentang kondisi-kondisi luar negeri.
"Perkembangan ekonomi dan keuangan global terbaru mungkin sedikit menahan kegiatan ekonomi dan cenderung memberikan tekanan turun lebih lanjut pada inflasi dalam waktu dekat," kata The Fed.
Matt Smith, analis di ClipperData, mengatakan keputusan The Fed untuk menunda sebuah kenaikan suku bunga biasanya akan "bullish" untuk minyak mentah karena akan mendorong dolar lebih rendah terhadap mata uang lainnya.
Melemahnya dolar mendorong permintaan minyak, karena minyak mentah yang diharga dalam mata uang AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Tetapi Smith mengatakan manfaat untuk minyak telah diganjal oleh pemikiran Fed untuk tidak menaikkan suku bunga.
"Mereka mengangkat kekhawatiran mereka atas perekonomian global, sehingga mereka secara jelas mengekspresikan kekhawatiran pada basis yang lebih luas daripada yang pasar benar-benar bayangkan, sehingga dari perspektif tersebut, itu menutup dampak dari tidak menaikkan suku bunga."
Beberapa pedagang juga mengambil keuntungan setelah harga minyak melonjak pada hari Rabu, ketika laporan pemerintah menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun secara tak terduga pada pekan lalu.
Pasokan minyak mentah AS pekan lalu turun 2,1 juta barel menjadi 455,9 juta barel, 93,6 juta barel lebih besar dari setahun sebelumnya, menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA).
Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS juga turun 1,9 juta barel menjadi 54,5 juta barel, laporan menunjukkan.
Sementara itu, produksi minyak mentah AS turun 18.000 barel menjadi 9,117 juta barel per hari untuk minggu tersebut. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...