Harga Minyak Jatuh di Bawah US$ 30 Per Barel
SATUHARAPAN.COM-Industri minyak mengalami keruntuhan spektakuler di tengah upaya global melawan penyebaran virus corona baru yang memicu kontraksi paling parah permintaan minyak tahunan dalam sejarah.
Minyak mentah New York jatuh dengan harga di bawah US$ 30 per barel, penurunan yang terbesar sejal 2008. Langkah darurat besar yang dilakukan Federal Reserve Amerika Serikat untuk meredam ekonomi terbesar dunia, malah menambah cengkeraman ketakutan pasar, menurut laporan Bloomberg, hari Senin (16/3).
Minyak mentah Brent jatuh sebanyak 6,6 persen menjadi US$ 31,63 per barel, sebelum diperdagangkan pada harga US$ 32,84 per barel. West Texas Intermediate turun 2,1 persen menjadi US$ 31,05 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sebelumnya turun menjadi US$ 29,75.
Penggunaan minyak global diperkirakan turun secara dramatis ketika banyak pemerintah menetapkan langkah-langkah menahan penyebaran pandemi dengan membatasi pergerakan orang. Pada saat yang sama, produsen minyak raksasa memulai perang harga yang merusak setelah disintegrasi aliansi OPEC + yang membanjiri pasar dengan pasokan minyak.
Kansumsi rata-rata lebih dari 100 juta barel per hari tahun 2019 dapat mengalami kontraksi pada tahun 2020 ini. Pada tahun 2009 permintaan turun sampai satu juta barel per hari, dan resesi tahun 1980 menjapai penurunan 2,65 juta barel per hari.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...