Harga Minyak Melonjak Akibat Krisis Keamanan di Irak
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak dunia melonjak pada Kamis (19/6 ATAU Jumat pagi WIB), dipicu meningkatnya kekerasan di Irak. Sementara pasukan pemerintah Irak disebutkan merebut kembali kilang-kilang utama dan Amerika Serikat mengatakan akan mengirim penasihat militer untuk melatih pasukan Irak.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus menguat 80 sen di London, menjadi menetap di 115,06 dolar AS (sekitar Rp 1,3 juta) per barel, posisi tertinggi sejak awal September.
Di New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli naik 46 sen menjadi ditutup pada 106,43 dolar AS (sekitar Rp 1,2 juta) per barel.
Kenaikan harga berlanjut setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa ia siap untuk mengirim 300 penasihat militer ke Irak dan jika perlu mengambil aksi militer "tepat" dengan "target" untuk melawan gerilyawan Sunni radikal.
"Kami akan membantu Irak saat mereka melakukan perlawanan kepada teroris yang mengancam rakyat Irak, wilayah dan kepentingan Amerika juga," katanya.
Para ekstremis telah menguasai sejumlah bagian utara negara itu tetapi belum langsung mengancam wilayah penghasil minyak utama di selatan.
Pasukan Irak pada Kamis kembali mengontrol penuh kilang minyak terbesar di negara itu setelah pertempuran sengit, kata para pejabat.
"Pasukan keamanan berada dalam kendali penuh dari kilang Baiji," Letnan Jenderal Qassem Atta, juru bicara keamanan Perdana Menteri Nuri al-Maliki, mengatakan dalam sambutannya di televisi.
Krisis telah mengguncang pasar minyak dunia, karena Irak adalah produsen terbesar kedua dalam 12 negara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Negara ini memiliki lebih dari 11 persen dari sumber daya terbukti dunia dan memproduksi 3,4 juta barel minyak per hari. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...