Harga Minyak Turun Tertekan Krisis Yunani dan Produksi Saudi
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak dunia jatuh pada Jumat atau Sabtu (20/6) WIB, tertekan kekhawatiran atas krisis Yunani dan Arab Saudi menyatakan akan meningkatkan produksinya di pasar global yang sudah kelebihan pasokan.
Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, merosot 84 sen menjadi berakhir pada 59,61 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus melemah menjadi menetap di 63,02 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,24 dolar AS dari penutupan Kamis.
"Pasar minyak berada di defensif dari apa yang tampak seperti sedikit arus perdagangan penghindaran risiko lebih lanjut, di tengah ketidakpastian atas resolusi krisis utang Yunani dan kekhawatiran atas kelebihan pasokan fisik yang sedang berlangsung," kata Tim Evans, spesialis energi berjangka di Citi Futures.
Meningkatnya ketidakpastian, dengan para pemimpin Eropa menyerukan KTT zona euro darurat pada enin, menekan euro di pagi hari tetapi mata uang bersama kemudian mengupas kerugiannya terhadap dolar. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Evans menunjuk tekanan terhadap pasar dari anggota utama OPEC Arab Saudi.
"Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi meminta perhatian baru kemungkinan bertahannya surplus pada Kamis ketika ia menyatakan kesediaan menggunakan kapasitas cadangan kerajaan 1,5-2,0 juta barel per hari dengan segera ketika permintaan meningkat ke tingkat yang akan menyerap barel tambahan," kata pakar Citi Futures.
"Kami melihat sikap Saudi sebagai tekanan `bearish` pada mereka yang bertaruh pada penurunan pengeboran AS untuk menyeimbangkan pasar dengan cepat."
Baker Hughes melaporkan pada Jumat penurunan lagi dalam jumlah rig AS yang beroperasi, membantu mengurangi sedikit kekhawatiran bahwa produksi kuat AS memperparah kelebihan pasokan global.
Jumlah rig turun empat riga sampai 631 rig, 59 persen lebih rendah dari setahun lalu karena produsen-produsen mengurangi kembali produksi mereka dalam menghadapi penurunan tajam harga minyak mentah.
"Setelah hitungan rig keluar, pasar tampak naik kembali dari terendah sebelumnya," kata Phil Flynn dari Price Futures Group. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...