Hari Kanker Dunia 2016: Saya Bisa Kalahkan Kanker
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Kanker akan membunuh lebih dari delapan juta orang di seluruh dunia tahun ini, jumlah yang setara dengan seluruh penduduk New York. Setengah dari itu akan menjadi orang-orang usia kerja (berusia 30-69 tahun).
Diperkirakan, implikasi biaya ekonomi dunia disebabkan oleh kanker dan penyakit tidak menular lainnya (termasuk kesehatan mental) bisa sebesar USD47 triliun (Rp 642.284 triliun).
Jika tidak ada tindakan yang diambil pada dua dekade berikutnya, akan berdampak pada ekonomi dunia, lebih besar dari krisis keuangan global 2008, dengan pengeluaran sebesar 75 persen dari PDB global, demikian rilis yang dikeluarkan dari situs web worldcancerday.org.
Hari ini, Kamis 4 Februari 2016, adalah Hari Kanker Dunia. Seluruh dunia telah bersatu melawan penyakit ini, sehingga tidak ada batas dan menjadi masalah yang paling mendesak terutama dalam pembiayaan.
Di bawah tema kampanye "Kami bisa. Saya bisa", Hari Kanker Dunia menjadi kesempatan yang unik, untuk menarik perhatian, agar dapat menyelamatkan jutaan kematian akibat kanker, dan dapat menghindarinya, bahkan pada gilirannya mampu mendukung pertumbuhan dan pembagunan ekonomi global.
Organisasi Pengendali Kanker Internasional (UICC), mendesak pengusaha untuk memfokuskan bisnisnya pada produk dan layanan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
UICC juga telah meminta pemerintah untuk segera menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kanker, melalui pengobatan murah untuk pengobatan. Antara lain, melalui pelaksanaan program vaksinasi untuk mencegah infeksi yang menyebabkan kanker serviks dan kanker hati, meningkatkan akses pada program deteksi dini dan skrining untuk serviks, payudara, dan usus, juga untuk tindakan pengobatannya. Selain itu, dengan mengontrol peraturan untuk pajak tembakau, serta perawatan yang berfokus pada pasien kanker yang mengancam jiwa.
"Mencegah jutaan kematian yang tidak perlu, sehingga penderita kanker tidak lagi menjadi beban keuangan dunia," kata Dr Cary Adams, Chief Executive Officer UICC.
"Namun, itu akan membutuhkan tindakan kolaboratif, baik di tingkat individu maupun kolektif, yang dipelopori oleh para pemimpin kunci dalam masyarakat. Pemerintah telah membuat komitmen global untuk tindakan prioritas dalam mengatasi kanker, dalam hal ini dapat diinvestasikan pada di pusat pengobatan, pelayanan dan tenaga kesehatan terampil, serta promosi kesehatan. Selain itu pengusaha perlu memperhatikan kesejahteraan tempat kerja karyawan, dan lingkungan yang lebih luas dan baik," katanya.
Lebih dari sepertiga dari penderita kanker (kini berjumlah hingga 4,5 juta per tahun) dapat dicegah, yaitu melalui intervensi gaya hidup. UICC juga menyerukan agar masing-masing individu dapat bertanggung jawab, untuk mengurangi risiko kanker mereka sendiri.
Langkah-langkah sederhana seperti berhenti merokok, makan sedikit daging merah dan olahan, berolahraga secara teratur, dan mengurangi penggunaan alkohol, dapat memperpanjang hidup sehat, dan harus dilihat sebagai lini pertama pertahanan melawan kanker, dan penyakit lain terkait, yang tidak menular.
"Hari Kanker Dunia 2016, adalah kesempatan untuk merefleksikan apa yang semua orang bisa lakukan, untuk mengurangi dampak penyakit yang merusak ini, sekarang, dan masa depan."
Semoga itu menjadi batu loncatan, untuk perubahan positif. Mengambil tindakan untuk diri sendiri, organisasi atau komunitas Anda atau negara, karena semua orang bisa membuat perbedaan dan menginspirasi orang lain. 'Kita bisa. Saya bisa. Mengalahkan kanker'," kata Profesor Tezer Kutluk, Presiden UICC.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...