Hari Ketiga Evakuasi AirAsia QZ8501, Hadapi Cuaca Ekstrem
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Deputi bidang Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayor Jenderal TNI Tatang Zaenuddin mengatakan proses evakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, masih terkendala cuaca ekstrem, di mana cuaca di lapangan mulai gelap, angin kencang dan ombak mencapai lima meter dengan kecepatan angin 40 knot.
"Proses evakuasi yang semula direncanakan menggunakan helikopter tidak dapat kita lakukan," kata Tatang dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (31/12).
Meski begitu, lanjut dia, proses transfer lima jenazah yang sudah dievakuasi oleh beberapa Kapal Republik Indonesia (KRI) akan tetap dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Kumai.
“Lima jenazah itu terbagi dalam empat KRI, satu jenazah di KRI Bung Tomo, dua jenazah di KRI Yos Sudarso, satu jenazah di KRI Hasanuddin dan satu jenazah di Kapal Diraja Lekir milik Malaysia,” ujar dia.
Menurut Tatang, Basarnas memutuskan akan membawa jenazah tersebut ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, melalui jalur darat.
"Jenazah tersebut nantinya akan dibawa oleh KM 224 Basarnas ke Pelabuhan Kumai dan selanjutnya akan dibawa melalui jalan darat ke Pangkalan Bun," kata Deputi bidang Operasi Basarnas itu.
Jika skenario itu berjalan baik, kemungkinan besok pagi lima jenazah tersebut bisa diterbangkan ke Surabaya. Sementara perjalanan dari Pelabuhan Teluk Kumai menuju Pangkalan Bun tak begitu memakan waktu. "Perjalanan dari Teluk Kumai ke Pangkalan Bun sejauh 40 kilometer, sekitar 90 menit," kata Tatang.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...