Hari Pers, Praktisi: Media Cetak Harus Beralih ke Online
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Praktisi media, Budiono Darsono, mengatakan media massa cetak harus beralih format atau platform ke media online agar tidak mati dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi.
"Media memang takkan pernah mati, platform-nya saja yang berubah, dulu cetak sekarang online nanti ke depan belum tahu apa lagi," katanya saat berbicara pada Konvensi Nasional Media Massa dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon, Maluku, hari Rabu (8/2).
Konvensi nasional bertema "Integritas Media Nasional Dalam Lanskap Komunikasi Global: Peluang dan Tantangan" diikuti ratusan peserta dari pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta pimpinan perusahaan pers.
Budiono yang juga pimpinan portal media kumparan.com mengatakan bahwa saat ini merupakan era digital dan berbagai media konvensional seperti media cetak mesti menyesuaikan format menjadi media digital.
Menurut dia, media cetak semakin menurun dan suatu saat akan mati bahkan sudah ada beberapa contoh media cetak yang sudah mati.
"Jangan pertahankan yang sudah ditinggalkan," katanya.
Terkait media online, lanjut dia, belum ada pemain asing yang menyediakan isi atau konten berita.
Budiono mencontohkan content news dari Yahoo Indonesia, begitu juga dari MSN Indonesia, kecuali mereka bermitra menampilkan berita-berita dari portal berita media nasional.
Tokoh pers Leo Batubara yang menjadi salah seorang peserta menanggapi bahwa memang ada anggapan dengan kemajuan teknologi digital saat ini media akan beralih menjadi media digital dan meninggalkan media konvensional seperti media cetak koran atau majalah.
Namun, lanjut dia, kondisi tersebut tidak berlaku di Jepang dan koran seperti Yomiuri Shinbun masih memiliki tiras jutaaan eksemplar dan tetap menjadi koran yang bisa bertahan hidup bahkan tetap maju dalam era digital ini.
"Karena Pemerintah Jepang juga membuat regulasi yang mempertahankan keberadaan media cetak," kata Wakil Ketua Dewan Pers periode 207-2010 itu.
Ia berharap pemerintah mau melindungi dan mempertahankan keberadaan media cetak di Tanah Air dalam menghadapi perkembangan teknologi digital yang sangat berdampak bagi kehidupan media cetak.
"Jangan sampai menjadi killing ground bagi media cetak. Andai saya penasihat Presiden Jokowi, andai ya, kan boleh berandai-andai maka saya akan menyampaikan bahwa Pemerintah melindungi keberadaan semua media cetak," katanya disambut tepuk tangan ratusan peserta. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...