Harmonisasi Natal dalam Konser Spirit of the Season
“Konser ini menampilkan talenta-talenta muda yang berprestasi, membawakan lagu-lagu Natal dengan beragam aransemen, dari klasik hingga pop dan jazz."
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Harmonisasi musik klasik bertema Natal oleh Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, dan The Resonanz Children Choir arahan konduktor senior Avip Priatna mengalun indah di Gedung Ciputra Artpreneur, Jakarta pada Sabtu (6/12) malam.
Konser musik berkelas The Resonanz Music Studio bertema “Spirit of the Season” didukung Bakti Budaya Djaum Foundation ini memang sengaja digelar untuk menyambut Natal.
Konser yang menarik ratusan pengunjung dari berbagai kalangan ini setidaknya melibatkan lebih dari 100 musisi muda. Selain melibatkan sebuah kelompok orkestra dan dua kelompok paduan suara, konser ini juga melibatkan solois bersuara emas seperti Isyana Sarasvati (sopran), Heny Janawati (mezzo sopran), Elisabeth Dwi Purna (alto), dan hari Santoso (bariton).
“Konser ini menampilkan talenta-talenta muda yang berprestasi, membawakan lagu-lagu Natal dengan beragam aransemen, dari klasik hingga pop dan jazz. Hal ini tentunya akan menciptakan suasana harmonis yang menyatu dengan suasana yang penuh kasih ini. Selain menyuguhkan hiburan istimewa, kami berharap konser 'Spirit of The Season' juga mendekatkan musik klasik dengan masyarakat Indonesia,” ujar Avip Priatna.
Dalam konser tersebut, ditampilkan 23 lagu yang terbagi atas dua bagian. Bagian pertama, lagu kental bertema Natal yakni O Come All Ye Faithfull, O Little Town of Bethlehem, Rejoice Greatly from Messiah, Go Tell It On The Mountain, Hark The Herald Angels Sing, It Came Upon The Midnight Clear, Frosty The Snowman, Here Comes Santa Claus, Sleigride, dan Pat A Pan.
Sementara di bagian kedua, lagu yang dibawakan oleh para pegiat musik ini sebagian menyentuh isu-isu perdamaian, seperti People, Imagine, Through Heavens Eyes, To Believe, dan One God.
Tak Hanya yang Merayakan Natal
Menariknya, di konser bertema Natal ini berbagai pihak yang terlibat justru berasal dari lintas agama, seperti tokoh kunci dalam konser Avip Priatna, beberapa penyanyi, anggota orkestra, panitia, dan penonton.
Hal tersebut membuktikan bahwa musik sebagai karya seni dapat merobohkan sekat-sekat perbedaan.
Di lagu terakhir berjudul One God yang mengisahkan bahwa Tuhan itu sebenarnya hanya satu namun dinamai berbeda oleh masing-masing penganutnya, beberapa penonton tampak menitikkan air mata, tenggelam dalam makna lirik yang cukup dalam.
Konser berlangsung kurang lebih dua jam dan mendapat tepuk tangan meriah dari penonton di akhir acara sebagai bentuk apresiasi.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...