Haruskah Minum Ulang Obat Kanker Kalau Terjadi Muntah?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Muntah adalah hal umum yang kerap terjadi di tengah pengobatan kanker, haruskah pasien mengulang minum obat yang sama saat itu juga?
Dokter Eko Adhi Pangarsa, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Jawa Tengah, dalam webinar, belum lama ini mengatakan semuanya tergantung dari seberapa cepat obat diserap tubuh sebelum pasien memuntahkannya.
"Kalau pasien muntah 15 menit setelah minum obat, dan obat sudah diserap, tidak usah minum lagi. Tapi kalau obatnya termasuk lambat diserap, lalu ketika muntah masih keluar bentuk tablet utuh, bisa diulang," ujar Eko.
Karena lupa minum obat sehingga pasien mengatasinya dengan mengonsumsi dosis ganda pada jadwal berikutnya, juga sering terjadi. Eko menyarankan untuk tidak menambah dosis, tapi mengonsumsi seperti biasa ketika jadwal minum obat berikutnya telah tiba.
Selain itu, tidak semua obat kanker bisa dikeluarkan dari pembungkus asli dan dipindahkan ke kotak obat. Aktiflah bertanya kepada dokter agar kesalahan pengobatan bisa dicegah oleh pasien, juga keluarganya.
Dia menegaskan, keluarga dan perawat penderita kanker punya peran besar dalam mencegah terjadi kesalahan kala pasien minum obat. Selain pasien, keluarga dan perawat harus paham betul soal penyakit, kondisi serta pengobatan yang dijalani pasien.
"Keluarga berperan memberi informasi tentang penyakit atau kondisi pasien, juga obat-obatan yang digunakan jika berobat ke dokter lain, termasuk dokter gigi," kata Eko.
Pasien dan pendamping harus terbuka dan memberikan informasi tepat mengenai riwayat kesehatan, termasuk obat yang dikonsumsi, ketika berkonsultasi ke dokter sehingga tidak ada kesalahan pengobatan yang menyebabkan efek samping.
"Penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan interaksi obat dapat menimbulkan kejadian tidak diinginkan atau efek samping yang bisa membahayakan pasien," kata dia.
Keluarga juga berperan dalam mendorong semangat pasien untuk patuh mengikuti anjuran dokter, serta mengonsumsi nutrisi baik yang bisa mempengaruhi hasil pengobatan.
Pahami pula tujuan dan lama pengobatan pasien, juga serba-serbi obat yang dikonsumsi, mulai dari dosisnya, waktu minum obat yang tepat, obat yang tidak boleh digunakan bersamaan hingga cara penyimpanan obat.
Bila pasien merasakan efek samping dari penggunaan obat, jangan anggap enteng dan segera laporkan kepada dokter.
Hubungi dokter bila pasien mengalami demam tinggi dan menggigil, pendarahan dan memar yang tidak bisa dijelaskan, ruam kulit, reaksi alergi, nyeri hebat, sesak napas, diare dan muntah juga nyeri pada tempat injeksi obat kemoterapi.
Eko mengatakan, dokter akan menganalisis perbaikan pengobatan untuk pasien. Bisa berupa melanjutkan obat, menurunkan dosis, atau mengganti obat.
Pasien juga akan diberi obat atau perawatan untuk menghilangkan efek samping, serta langkah yang harus dilakukan untuk mencegah efek samping obat. (Antara)
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...