Harvard dan MIT Berupaya Agar Mahasiswa Asing Tidak Dideportasi
SATUHARAPAN.COM-Universitas Harvard dan MIT (Massachusetts Institute of Technology) di Amerika Serikat berupaya untuk mendapatkan perintah penundaan agar mahasiswa internasional tidak dideportasi.
Presiden Harvard, Lawrence Bacow, dalam sebuah email yang ditujukan kepada komunitas Harvard, mengatakan: “Dalam satu jam terakhir, kami mengajukan pembelaan bersama dengan MIT di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Boston untuk perintah penundaan sementara yang melarang penegakan perintah. Kami akan melanjutkan kasus ini dengan penuh semangat sehingga mahasiswa internasional kami, dan mahasiswa internasional di institusi di seluruh negeri, dapat melanjutkan studi mereka tanpa ancaman deportasi."
Langkah oleh Harvard dan MIT, dua universitas paling elite di AS, dilakukan dua hari setelah pemerintahan Trump mengeluarkan perintah yang dapat memaksa puluhan ribu mahasiswa asing untuk meninggalkan negara itu, jika kampus mereka menyelenggarakan semua kuliah secara online. Harvard telah mengumumkan akan mengadakan semua kelas secara online pada musim gugur mendatang.
Kejam dan Ceroboh
Pengumuman pemerintahan Trump itu dilakukan dengan buta terhadap lembaga akademis yang bergulat dengan tantangan logistik untuk melanjutkan kuliah dengan aman karena pandemi virus corona terus berlanjut di seluruh dunia, dan melonjak di Amerika Serikat.
Ini juga menandai mengembalikan secara tak terduga pengecualian pada aturan yang membatasi kuliah online untuk mahasiswa asing ketika perguruan tinggi dan universitas pada bulan Maret bergegas ke kampus-kampus dan pindah ke kelas virtual ketika pandemi memaksa diberlakukannya penguncian.
"Perintah itu diturunkan tanpa pemberitahuan, kekejamannya hanya dilampaui oleh kecerobohannya," kata email Bacow. "Tampaknya dirancang untuk memberi tekanan pada perguruan tinggi dan universitas untuk membuka ruang kelas di kampus mereka untuk instruksi langsung musim gugur ini, tanpa memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan mahasiswa, dosen, dan lainnya."
Ada 1 Juta Mahasiswa Asing
Ada lebih dari satu juta mahasiswa asing di perguruan tinggi dan universitas di AS, dan banyak kampus bergantung pada pendapatan dari mahasiswa asing, yang sering membayar uang kuliah secara penuh.
Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) mengatakan perguruan tinggi yang sepenuhnya beralih ke kuliah secara online harus menyerahkan rencana ke lembaga tersebut pada 15 Juli mendatang. Kampus yang hanya akan menyelenggarakan kuliah langsung, kelas yang pendek atau tertunda, atau perpaduan kuliah langsung dan online harus menyerahkan rencana sebelum 1 Agustus.
Panduan ini berlaku untuk pemegang visa F-1 dan M-1, yang diperuntukkan bagi mahasiswa akademik dan kejuruan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...