Hidup Manusia Seperti Embun Pagi
Bukan kuantitas, tetapi kualitas hidup!
SATUHARAPAN.COM – Berapakah usia hidup terlama manusia saat ini? Belum lama ini tersiar kabar ada seorang laki-laki berusia 146 tahun bernama Saparman alias Sodimejo alias Mbah Gotho. Ia memecahkan rekor sebagai manusia tertua di dunia saat ini.
Mbah Gotho, begitu ia akrab disebut, lahir tepatnya pada 31 Desember 1870, hanyalah satu dari sedikit orang yang dikaruniai umur panjang. Jika dibandingkan dengan usia saat ini yang baru memasuki 29 tahun, tentulah saya bukan apa-apa.
Mbah Gotho telah menikmati anugerah kehidupan lebih dari satu abad lamanya. Bagi saya, ini sungguh merupakan masa yang sangat panjang karena belum tentu saya mendapatkan hal yang sama. Jika bisa sampai tujuh puluh tahun saja, saya sudah sangat bersyukur. Tetapi, benarkah masa hidup manusia itu sungguh panjang?
Memasuki tahun baru 2017 ini salah seorang rekan kerja saya telah berpulang kembali kepada pencipta-Nya. Terakhir kali bertemu dengannya pada Desember 2016 lalu. Terasa begitu cepat ia mengakhiri perjalanan hidupnya, usianya mungkin belum menginjak lima puluh tahun.
Sesungguhnya usia hidup manusia tidaklah panjang. Masa hidup 70 tahun, 100 tahun, ataukah 1.000 tahun bukanlah waktu yang terlalu panjang jika dibandingkan dengan kekekalan yang akan dialami manusia setelah kematiannya. Sebab tidak ada ukuran waktu dalam kekekalan karena manusia akan ada di sana untuk selama-lamanya. Itulah sebabnya sering kali kita dibuat kaget dan heran karena seseorang yang baru saja kita temui sejam kemudian, besok, atau lusa ia sudah tidak ada lagi.
Hidup manusia itu sama seperti embun di pagi hari yang sebentar saja kelihatan lalu hilang lenyap. Tidak seorang pun tahu dengan pasti ke mana ia pergi, yang tertinggal hanyalah jejaknya. Jejak embun adalah kesegaran atas rumput dan tanah yang dihinggapinya.
Kehidupan ini memang bukanlah tentang kuantitas, tetapi tentang kualitas. Sebab kuantitas, berapa lama manusia akan hidup di dunia ini, sepenuhnya kedaulatan dari Sang Khalik. Tidak sedikit pun Ia berbagi kuasanya ini kepada manusia. Namun, yang terpenting dan tujuan dari hidup ini adalah tentang hidup yang berkualitas. Inilah yang Tuhan ingin untuk kita berikan kepada-Nya. Apakah hidup kita ini telah mencapai tujuan-Nya, apakah tepat pada sasaran ataukah malah melenceng dari sasaran?
Kehidupan manusia yang berkualitas adalah kehidupan yang membawa kesegaran atas dunia, atas seluruh makhluk ciptaan yang pernah dijumpainya, atas setiap jengkal tanah yang dilaluinya.
Karena hidup memang hanya sementara, lakukanlah yang terbaik bagi-Nya.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Budi Said, Crazy Rich Surabaya Divonis 15 Tahun Penjara Koru...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Terdakwa Budi Said selaku pengusaha yang kerap dijuluki Crazy Rich Suraba...