Hillary Clinton akan Bersaksi Terkait Serangan Benghazi 2012
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Hillary Clinton akan memberikan testimoni ke publik pada 22 Oktober 2015 sebelum panel kongres menyelidiki serangan mematikan pada 2012 di konsulat AS di Benghazi, Libya, ungkap panitia kampanye kepresidenannya pada Sabtu (25/7).
Serangan tersebut menyebabkan duta besar Chris Stevens meninggal, bersama dengan tiga warga AS lainnya, dan sejak saat itu masalah tersebut membayangi Clinton sebagai pembuat kebijakan sekaligus calon presiden.
Clinton, yang merupakan menteri luar negeri pada saat itu, telah menegosiasikan persyaratan kesaksiannya dengan panel parlemen yang menyelidiki serangan pada 11 September 2012.
Juru bicara kampanye Nick Merrill membenarkan bahwa Clinton akan bersaksi dalam sidang terbuka ketimbang bersaksi dalam sidang tertutup.
Tokoh dari partai Republik mengkritik penanganan terhadap serangan tersebut.
Pemerintahan Presiden Barack Obama awalnya mengatakan bahwa serangan itu merupakan aksi spontan dari massa yang marah dengan video penghinaan terhadap Islam yang beredar di Internet.
Namun beberapa hari berikutnya pemerintahan tersebut mengubah versinya terhadap peristiwa tersebut dan mengatakan bahwa serangan itu adalah aksi terorisme. (Ant/AFP).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...