Hingis: Li Na Pensiun Kesedihan bagi Olahraga Tenis
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Legenda tenis Swiss Martina Hingis pada Jumat (19/9) mengungkapkan bahwa pensiunnya bintang tenis Li Na merupakan momen yang menyedihkan bagi dunia tenis. Bintang tenis asal Tiongkok itu telah berhasil mengangkat citra olahraga tenis di dalam negerinya.
“Ini adalah hari yang menyedihkan bagi dunia tenis di Tiongkok dan bagi olahraga global secara umum,” ungkap Hingis, yang memenangkan lima gelar tunggal dan sembilan gelar ganda Grand Slam, ungkapnya di Tokyo setelah mendengar keputusan Li di WTA Pan Pacific Open.
“Saya memiliki kenangan indah saat bermain dengannya,” ungkap petenis berusia 33 tahun itu.
Hingis mengatakan “sedih” karena turnamen WTA berikutnya akan dimainkan di kota kelahiran Li di Wuhan pekan depan, yang segera disusul dengan turnamen China Open di Beijing.
“Ada begitu banyak pertandingan tenis yang memindahkan turnamen ke Tiongkok, (ada banyak) perkembangan dalam laga tur putri yang turnamennya diadakan di sana,” ia menambahkan.
Tiongkok menjadi tuan rumah untuk enam turnamen tur putri.
Women’s Tennis Association memperbarui turnamen China Open di Beijing tahun lalu menjadi satu-satunya turnamen Asia yang dikombinasikan dengan laga tur putra. Laga tersebut juga salah satu dari empat turnamen terbaik WTA.
Pensiun
Petenis Tiongkok Li Na pada Jumat (19/9) mengumumkan pensiunnya di usia 32 tahun, mengatakan bahwa cedera lututnya memaksanya untuk berhenti bermain tenis, tujuh bulan setelah dirinya memenangi Australian Open.
Juara Grand Slam sebanyak dua kali yang pernah menjadi pemain paling sukses di Asia sekaligus pelopor dalam dunia tenis itu mengatakan bahwa cedera yang dialaminya membuatnya tidak mampu untuk menampilkan potensi dirinya.
“Sebagai seorang pemain tenis profesional, ini adalah keputusan terbaik bagi saya meninggalkan lapangan,” tulis Li dalam mikroblog Weibo-nya, seraya menambahkan bahwa cedera tersebut “sudah lama membuat saya tidak bisa bermain seperti yang saya tampilkan sebelumnya.”
“Saya sudah mencapai banyak prestasi lebih dari yang saya impikan, dan itu adalah kebanggaan terbesar saya dapat memberikan kemenangan bagi negara,” tulisnya.
Petenis nomor enam dunia itu menambahkan bahwa dia “secara pribadi ingin segera membuka lembaran hidup baru saya,” termasuk meluncurkan akademi tenisnya sendiri.
Li menikmati salah satu keberhasilan kariernya pada Januari, saat dia memenangi gelar besar keduanya di Australian Open dan mencapai peringkat tertinggi kedua. (AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...