Hizbullah Gugat Adik PM Lebanon Terkait Ledakan di Pelabuhan Beirut
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Hizbullah Lebanon menggugat saudara laki-laki yang Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, setelah dia menuduh kelompok militan itu bertanggung jawab atas ledakan besar di pelabuhan Beirut awal tahun ini, menurut sebuah stasiun televisi melaporkan hari Rabu (9/12).
TV Al-Manar milik Hizbullah tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kasus yang diajukan terhadap Bahaa Hariri, putra mendiang Perdana Menteri Lebanon, Rafik Hariri, dan saudara lelaki Saad Hariri.
Gugatan itu dilakukan sepekan setelah Hizbullah mengatakan pihaknya menuntut mantan anggota parlemen Kristen, Fares Souaid, dan situs web partai sayap kanan Lebanon, karena menuduh Hizbullah bertanggung jawab atas ledakan pada 4 Agustus yang menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai ribuan lainnya.
Anggota parlemen Hizbullah, Ibrahim Mussawi, yang mengajukan kasus terhadap Souaid dan situs webnya, mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa dia juga berencana untuk mengajukan tuntutan terhadap Bahaa Hariri, seorang kritikus Hizbullah yang keras yang tinggal di pengasingan.
Tidak Ada Penyelidikan
Ledakan dahsyat pada Agustus itu disebabkan oleh hampir 3.000 ton amonium nitrat, pupuk yang disimpan secara tidak benar di gudang pelabuhan selama enam tahun.
Sejak ledakan itu, beberapa lawan Hizbullah dan lainnya menuduh Hizbullah menyimpan bahan kimia peledak di pelabuhan. Setelah perang saudara Lebanon 1975-90 berakhir, Hizbullah adalah satu-satunya kelompok yang diizinkan untuk menyimpan senjatanya saat memerangi pasukan Israel yang menduduki bagian selatan Lebanon.
Hizbullah membantah tuduhan tersebut dan menurutnya tidak ada bukti yang muncul untuk menghubungkan kelompok tersebut dengan bahan kimia peledak.
Investigasi belum memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi, atau meminta pertanggungjawaban pejabat senior. Keluarga para korban telah meminta penyelidikan internasional, di negara di mana serangan dan pembunuhan dengan kekerasan jarang dibawa ke pengadilan.
Otoritas pelabuhan Lebanon, badan keamanan dan kepemimpinan politik semuanya mengetahui penyimpanan bahan kimia peledak di pelabuhan, menurut sejumlah dokumen. Pelabuhan adalah salah satu fasilitas negara di mana korupsi merajalela. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...