Hong Kong: Pusat Karantina COVID-19 Diubah untuk Cacar Monyet
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM-Hong Kong mengubah bekas pusat isolasi Covid-19 menjadi fasilitas karantina cacar monyet, meski baru menemukan satu kasus virus baru.
Pusat Rekreasi Luar Ruang Sai Kung, yang merupakan kamp liburan sebelum digunakan kembali selama pandemi COVID, dapat menyediakan sekitar 100 tempat tidur, kata media termasuk South China Morning Post melaporkan hari Selasa (12/9), mengutip pernyataan dari pejabat kesehatan.
Pusat rekreasi akan ditutup mulai Selasa hingga pemberitahuan lebih lanjut untuk tujuan anti epidemi, Departemen Layanan Kenyamanan dan Budaya mengatakan dalam pernyataan terpisah hari Senin, tanpa merinci alasan penutupan.
Hong Kong telah melonggarkan pembatasan perjalanan terkait pandemi COVID-19, memperpendek persyaratan karantina untuk kedatangan internasional dan mengizinkan pasien untuk mengisolasi di rumah ketika kota itu berusaha mempertahankan statusnya sebagai pusat keuangan global.
Akibatnya, rumah sakit darurat dan fasilitas yang sebelumnya digunakan untuk menampung kasus-kasus positif selama puncak wabah yang didominasi varian Omicron menjadi kurang dimanfaatkan atau kosong.
Namun, kota ini tetap menjadi salah satu dari sedikit tempat yang mempertahankan pembatasan perjalanan agar selaras dengan kebijakan China: Zero COVID, membuat Hong Kong semakin terputus dari bagian dunia lainnya yang sebagian besar dibuka kembali.
Chief Executive, John Lee, telah mengakui pemerintah sedang melakukan pembicaraan internal tentang pengurangan lebih lanjut karantina hotel sebelum beberapa acara besar direncanakan untuk meningkatkan citra kota, termasuk pertemuan puncak perbankan pada bulan November.
Namun tingkat infeksi kota yang meningkat, yang mencapai 10.000 pekan lalu dan tetap di hampir 8.000 pada hari Senin (12/9), dan kedatangan virus monkeypox dapat menghalangi para pejabat untuk melonggarkan pembatasan lebih lanjut.
Hong Kong menemukan kasus cacar monyet pertamanya pekan lalu, pada seorang pria berusia 30 tahun yang melaporkan gejala saat berada di karantina hotel setelah terbang ke kota. Pasien baru-baru ini mengunjungi negara-negara termasuk Kanada, AS dan Filipina. Tidak ada kontak dekat di Hong Kong yang teridentifikasi.
Pejabat kesehatan percaya risiko sangat rendah bagi siapa pun di kota untuk tertular cacar monyet karena paparan yang terlalu lama diperlukan untuk menularkan virus. (Blommberg)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...