HRW: Iran Penjarakan Pemrotes Penembakan Pesawat Ukraina
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Iran telah memenjarakan sedikitnya 13 orang yang memprotes penembakan pesawat penumpang Ukraina oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sejak bulan April.
Human Rights Watch (HRW), dalam laporan di situs webnya, menuduh pihak berwenang Iran menghindari tanggung jawab dan menolak memberikan perincian tentang penembakan yang menewaskan 176 orang di dalam pesawat. Sebaliknya, justru tidak membuang waktu untuk menuntut orang-orang yang memprotes penanganan tragedi itu.
IRGC menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan 752, pada 5 Januari 2020, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran.
Awalnya Iran membantah terlibat, sebelum menyatakan pada 11 Januari bahwa pesawat itu terjebak dalam baku tembak dalam respons militer Iran terhadap pembunuhan komandan IRGC. Jenderal Qassem Soleimani dibunuh dengan tembakan oleh pesawat tanpa awak Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari.
Protes meluas di negara itu dalam menanggapi penanganan Iran terhadap kasus itu, namun disambut dengan tindakan keras yang oleh HRW digambarkan sebagai “brutal.”
Pada 14 Januari, juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili, mengatakan bahwa setidaknya 30 orang telah ditangkap karena terlibat dalam protes tersebut. Menurut HRW, beberapa orang yang kemudian dihukum. Mereka termasuk Mostafa Hashemizadeh, seorang mahasiswa di Universitas Teheran yang dijatuhi hukuman lima tahun penjara, tiga bulan pelayanan masyarakat dan 74 cambukan. Dakwaannya "berkumpul dan berkolusi untuk mengganggu keamanan nasional."
Mahasiswa lainnya, Amir Mohammad Sharifi, dijatuhi hukuman enam bulan karena "propaganda melawan negara," yang katanya berasal dari dirinya karena memotret petugas polisi.
Menurut HRW 11 orang dijatuhi hukuman delapan bulan penjara dengan tuduhan "propaganda melawan negara, meneriakkan slogan-slogan melawan Republik Islam Iran, dan mengambil foto dan video."
Menghindari Tanggung Jawab
Michael Page, wakil direktur HRW Timur Tengah, mengatakan, "Otoritas Iran biasa menggunakan pedoman untuk menghindari tanggung jawab, dan menolak memberikan perincian tentang investigasi kesalahan apa pun atas kesalahan yang mematikan itu. Pejabat pengadilan tidak membuang waktu untuk menghukum orang yang memprotes.”
Pemerintah Iran seharusnya tidak menuntut orang-orang yang menggunakan hak mereka untuk kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai, bahkan harus melakukan penyelidikan yang transparan dan bekerja sama dengan badan-badan internasional untuk mencari tahu persis apa yang terjadi dalam tragedi itu, kata Page.
Iran mengakui kesalahannya, tetapi gagal bekerja sama dengan komunitas internasional dalam menyelidiki penembakan Penerbangan 752 dan belum mengizinkan negara-negara lain akses pada bukti atau ke lokasi kecelakaan.
Iran pernah mengatakan untuk mengirim kotak hitam dari pesawat jet Ukraina yang jatuh ke ke Kiev untuk dianalisis, tetapi hal itu tidak dilakukan. Menurut HRW, sejauh ini, belum ada yang didakwa atas peran mereka dalam penembakan pesawat itu, dan politisi Iran berspekulasi bahwa penuntutan perkara sebagai tetap tidak mungkin.
Dari sejumlah anggota IRGC yang awalnya ditangkap, hanya satu yang masih ditahan, menurut Shokrallah Bahrami, kepala Organisasi Peradilan Angkatan Bersenjata Iran.
Editor : Sabar Subekti
RI Resmi Tetapkan PPN 12 Persen Mulai 1 Januari 2025
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia resmi menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Ni...